Sabtu 13 May 2023 16:34 WIB

Rusia: Konflik di Ukraina Bisa Sebabkan Bencana Global

Rusia menuding Barat melawan Rusia menggunakan 'tangan' Ukraina.

Tanda Zona larangan terbang terlihat di Lapangan Merah kosong yang ditutup untuk persiapan Parade Kemenangan, di sebelah Kremlin Moskow, di Moskow, Rusia, Rabu, 3 Mei 2023. Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa konflik di Ukraina bisa menyebabkan bencana global.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Tanda Zona larangan terbang terlihat di Lapangan Merah kosong yang ditutup untuk persiapan Parade Kemenangan, di sebelah Kremlin Moskow, di Moskow, Rusia, Rabu, 3 Mei 2023. Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa konflik di Ukraina bisa menyebabkan bencana global.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa konflik di Ukraina bisa menyebabkan bencana global. Berbicara dalam Forum Hukum Internasional Saint Petersburg, Jumat (12/5/2023), mantan presiden Rusia itu mengatakan Barat melancarkan perang hibrida skala penuh melawan Rusia, berperang melawan Rusia dengan menggunakan "tangan" Ukraina.

"Musuh kita dipancing habis-habisan oleh Amerika dan Eropa dengan segala jenis senjata mematikan, mereka mendorong teror (Ukraina) di wilayah perbatasan Rusia dengan komitmen sabotase dan pembunuhan politik," kata Medvedev.

Baca Juga

"Faktanya, mereka membawa masalah ini menuju Perang Dunia ketiga, ke bencana global di mana tidak akan ada pemenang," ujar dia menambahkan.

Medvedev menuding AS menggunakan struktur internasional, termasuk Mahkamah Pidana Internasional (ICC), untuk menekan lawan-lawannya. Pejabat Rusia itu mengungkapkan bahwa tahun ini AS membiayai ICC sebesar 24 miliar dolar AS (sekitar Rp 356,3 triliun), sebelum pengadilan di Den Haag itu mengeluarkan surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin dan komisaris HAM anak Maria Lvova-Belova atas tuduhan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak dari Ukraina secara ilegal.

"Itu terlihat seperti suap dari otoritas Amerika, yang diberikan khusus untuk kasus anti Rusia terkait konflik di Ukraina," kata Medvedev.

Medvedev mengatakan bahwa negara-negara pendiri arsitektur keamanan Perang Dunia membuat kesalahan fatal karena mereka tidak memasukkan ke dalam arsitektur mekanisme lembaga perlindungan pasca perang terhadap upaya oleh satu atau lebih negara untuk merebut seluruh sistem.

"Keadilan ekonomi internasional juga telah menjadi fiksi murni. Meskipun kebebasan dan persaingan diproklamirkan, tetapi nyatanya tidak ada seorang pun atau apa pun yang menghalangi negara kuat dan kaya untuk melindungi kepentingannya dengan cara apa pun, termasuk larangan diskriminatif yang diberlakukan untuk negara lain," ujar dia.

Medvedev juga memperingatkan bahwa pelanggaran perjanjian internasional mengarah pada konsekuensi yang mengerikan.

Ia juga mengharapkan organisasi regional, termasuk Shanghai Cooperation Organization, akan memainkan peran yang lebih penting di masa depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement