REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) melaunching "Activistpreneur Go-Digital", di Rumah Pemoeda, Jakarta Pusat, Senin (8/5). Program ini bentuk dukungan KNPI dalam mendorong meningkatkan persentase jumlah enterpreneur. Seperti dilansir dari Antara, Selasa (9/5/2023).
Ketua Umun DPP KNPI M. Ryano Panjaitan mengatakan, persentase enterpreneur Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara maju yakni hanya 3,4 persen dan sekitar1,56 persen saja berasal dari pemuda. Sementara di negara maju di kisaran 12-15 persen jumlah enterpreneurnya.
"Nah itu yang ingin kita genjot," ujar Ryano kepada wartawan.
Launching "Activistpreneuer Go-Digital" ini juga bertujuan agar para aktivis mandiri secara ekonomi. Sehingga mereka tidak terjebak terhadap politik praktis yang transaksional. Menurut Ryano, aktivis mempunyai modal dalam hal kecerdasan, jaringan luas dan idealisme namun kurang dalam hal kemandirian ekonomi.
Activistpreneur Go-Digitap ini akan menyatukan aktivis dengan enterpreneur. Ryano meyakini bagi seorang enterpreneur lebih disiplin dan yang pasti mandiri secara ekonomi. Maka dari itu jika disatukan maka mereka tidak akan menjadi enterpreneur yang individualistik.
Untuk saat ini, Ryano menambahkan, KNPI masih fokus memperkuat basic pengetahuan terlebih dahulu melalui Activistpreneur Go-Digital. Pesatnya perkembangan teknologi harus dikuasai oleh pemuda agar bonus demografi tidak menjadi sia-sia.
"Dunia teknologi maju. Jangan sampai jadi konsumer," Ryano menegaskan.
Menteri Sosial Tri Rismaharini meyakini salah satu mengentaskan kemiskinan adalah menambah enterpreneur di kalangan masyarakat. Hal tersebut berdasarkan pengalaman Risma saat menjadi Walikota Surabaya.
Ia mengaku telah membentuk kelompok-kelompok enterpreneur di Surabaya termasuk kepada mantan penghuni lokalisasi Doli. Pasca penutupan tersebut, Risma mengatakan mendorong mantan penghuni terjun ke enterpreneur. Risma mengeklaim cukup berhasil.
Strategi tersebut juga dilakukan Risma ketika memjadi menteri dengan jangkauan yang lebih luas. Hasilnya pun cukup berhasil. Dari programnya tersebut pendapatan masyarakat banyak yang meningkat.
"Jangan sampai tangan ada di bawah. Sebenarnya Indonesia kaya raya luar biasa. Tapi seringkali kita takut. Tak ada alasan lagi kita teruma yang muda.. kalau tak pandai mengelola kekayaan kita itu bahaya," kata Risma.