Kamis 04 May 2023 13:05 WIB

Meta Temukan Malware yang Menyamar Jadi AI Chatbots

Penipu dapat membuat malware menyamar menjadi AI chatbots.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Meta mengingatkan ada pelaku kejahatan yang telah menaruh minat pada AI chatbots.
Foto: EPA-EFE/META HANDOUT
Meta mengingatkan ada pelaku kejahatan yang telah menaruh minat pada AI chatbots.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejak peluncuran ChatGPT tahun lalu, alat dan layanan kecerdasan buatan (AI) generatif baru telah menarik perhatian banyak orang. Sekarang, Meta memperingatkan aktor jahat telah menaruh minat pada AI chatbots.

Penipu dapat membuat malware menyamar menjadi AI chatbots dan alat serupa. Dalam laporan keamanan yang dirilis Rabu, Meta mengatakan telah menemukan 10 keluarga malware yang menyamar sebagai ChatGPT atau alat terkait sejak Maret.

Baca Juga

Beberapa perangkat lunak berbahaya yang dapat mencuri informasi pribadi Anda dan menyusupi akun, datang dalam bentuk ekstensi dan tautan peramban. Meta mengatakan itu menghapus lebih dari 1.000 tautan malware dari aplikasinya.

"Ruang AI generatif berkembang pesat dan aktor jahat mengetahuinya. Sebagai sebuah industri, kami telah melihat ini di topik lain yang populer pada masanya, seperti penipuan kripto yang dipicu oleh ketertarikan pada mata uang digital,” kata kepala petugas keamanan informasi Meta, Guy Rosen, dilansir CNET, Kamis (4/5/2023).

Rosen membandingkan penggunaan minat pada AI chatbots untuk tujuan jahat dengan penipuan kripto yang berkembang di media sosial beberapa tahun yang lalu. AI generatif seperti ChatGPT dan Google Bard popularitasnya meningkat tahun ini.

Pengguna tidak hanya dapat mengajukan pertanyaan ke chatbot, tetapi mereka juga dapat meminta puisi, menulis surat lamaran, atau menulis musik. Banyak perusahaan teknologi ingin menggabungkan AI dengan layanan mereka atau mengembangkannya sendiri.

Minat yang berkembang ini mirip dengan kegilaan kripto bertahun-tahun lalu yang membuat penipu memanfaatkan kesempatan ini. Rosen juga mencatat penipu bersembunyi di beberapa layanan untuk menghindari deteksi.

Ini termasuk beberapa platform media sosial, browser internet yang berbeda, dan layanan hosting file. Jika penipu tertangkap di satu platform, mereka dapat melakukan sedikit perubahan untuk terus menyebarkan malware di platform lain. Meta mengatakan akan terus meluncurkan perlindungan baru terhadap kampanye malware ini dan bekerja dengan perusahaan lain. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement