Rabu 03 May 2023 14:05 WIB

Teknologi Kecerdasan Buatan untuk 'Membaca Pikiran', Seperti Apa?

Tim ilmuwan dari AS mengembangkan model AI untuk membaca pikiran.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Menurut para ilmuwan, sistem AI dapat menghasilkan aliran teks saat peserta mendengarkan atau membayangkan sebuah cerita. Itu dimungkinkan setelah sistem AI sepenuhnya terlatih./ilustrasi
Foto: UNM
Menurut para ilmuwan, sistem AI dapat menghasilkan aliran teks saat peserta mendengarkan atau membayangkan sebuah cerita. Itu dimungkinkan setelah sistem AI sepenuhnya terlatih./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan terus berupaya menggagas inovasi teknologi agar kecerdasan buatan (AI) bisa digunakan untuk "membaca" pikiran manusia. Pada Maret 2023, periset dari Jepang membuat ulang gambar beresolusi tinggi dari pemindaian aktivitas otak.

Kini, tim lain dari Universitas Texas di Austin (UT Austin), Texas, Amerika Serikat mengembangkan model AI yang dapat membaca pikiran. Mereka membuat terobosan teknologi mirip ChatGPT untuk mengubah pikiran orang menjadi teks secara real-time.

Baca Juga

Dikutip dari laman Indian Express, Rabu (3/5/2023), sistem AI noninvasif itu dikenal sebagai decoder semantik. Sistem menekankan pada penerjemahan aktivitas otak ke dalam aliran teks, yang sudah dijabarkan lewat studi peer-review yang diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience.

Penelitian dipimpin oleh Jerry Tang, kandidat doktoral di bidang ilmu komputer, yang mengerjakannya bersama Alex Huth, asisten profesor ilmu saraf dan ilmu komputer di UT Austin. Amanda LeBel (mantan asisten peneliti di Huth Lab) dan Shailee Jain (lulusan ilmu komputer UT Austin) menjadi rekan penulis studi.

Sebagian bahasan studi didasarkan pada model transformator yang mirip dengan model yang juga menggerakkan Google Bard dan ChatGPT OpenAI. Dengan inovasi terbaru mereka, para ilmuwan UT Austin berharap bisa membantu orang lumpuh atau berkebutuhan khusus.

Sebagai bagian dari penelitian, tiga orang diperiksa dengan MRI dan diminta untuk mendengarkan cerita. Para ilmuwan mengeklaim bahwa cara itu sukses menghasilkan teks yang merupakan pikiran para peserta tanpa bantuan implan otak apa pun. Perlu dicatat bahwa teknologi menangkap poin utama dari pikiran peserta, bukan mereplikasi pikiran secara keseluruhan.

Huth mengatakan, untuk metode noninvasif, temuan mereka merupakan lompatan nyata dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya, yang biasanya berupa satu kata atau kalimat pendek. "Kami mendapatkan model untuk memecahkan kode bahasa berkelanjutan untuk waktu yang lama dengan ide-ide rumit," kata Huth.

Menurut para ilmuwan, sistem AI dapat menghasilkan aliran teks saat peserta mendengarkan atau membayangkan sebuah cerita. Itu dimungkinkan setelah sistem AI sepenuhnya terlatih.

Para peneliti pada dasarnya menggunakan teknologi seperti ChatGPT untuk menginterpretasikan pikiran orang-orang saat sedang menonton film bisu atau saat membayangkan diri mereka sedang bercerita. Terlepas dari aspek inovasinya, teknologi baru ini menimbulkan kekhawatiran tentang pelanggaran privasi mental.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement