Sabtu 29 Apr 2023 01:49 WIB

Warga Padang Diminta Kenali Pola Guncangan Gempa, Potensi Megathrust Masih Ada

Kota Padang adalah daerah pesisir rawan gempa dan tsunami.

Warga melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih tinggi pascagempa di Jl Bypass Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Selasa (25/4/2023). BMKG mengeluarkan peringatan potensi tsunami akibat gempa Magnitude 7,3 yang dimutakhirkan menjadi 6,9 di 177 km Barat Laut Kepulauan Mentawai pada Selasa (25/4/2023) pukul 03:00:57 WIB, sehingga sebagian besar warga di kota itu mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Warga melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih tinggi pascagempa di Jl Bypass Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Selasa (25/4/2023). BMKG mengeluarkan peringatan potensi tsunami akibat gempa Magnitude 7,3 yang dimutakhirkan menjadi 6,9 di 177 km Barat Laut Kepulauan Mentawai pada Selasa (25/4/2023) pukul 03:00:57 WIB, sehingga sebagian besar warga di kota itu mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Padang Suaidi Ahadi mengimbau warga Kota Padang, Sumatera Barat, agar mengenali pola guncangan gempa bumi yang terjadi sebagai upaya mitigasi bencana. Dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi, diharapkan masyarakat bisa melakukan evakuasi mandiri sesegera mungkin.

"Hal ini perlu dilakukan warga Padang karena kota ini merupakan daerah pesisir yang rawan gempa dan tsunami," kata dia di Padang, Jumat (28/4/2023).

Baca Juga

Menurut dia, sebagai daerah yang berada di kawasan megathrust Mentawai warga Kota Padang harus belajar sehingga mereka dapat membedakan gempa yang terjadi. "Tanpa melihat telepon pintar atau sumber informasi lainnya kita dapat mengenali mana gempa yang berpotensi tsunami," kata dia.

Hal ini juga dapat mengajarkan warga kota agar tidak buru-buru melakukan evakuasi jika gempa terjadi. Ia mengatakan, apabila gempa kuat terjadi mengayun dan membuat manusia tidak dapat berdiri itu artinya gempa sudah memiliki magnitudo 7 ke atas dan berpotensi tsunami.

Jika gempa itu guncangan vertikal menandakan gempa berada tidak lebih 100 kilometer jaraknya dari lokasi berdiri. "Gempa dengan guncangan vertikal ini potensi tsunami cenderung kecil," kata dia.

Sementara, gempa dirasakan sangat kuat dan membuat tidak dapat berdiri, maka potensi tsunami sampai ke daratan hanya membutuhkan waktu 20 menit hingga 30 menit. "Waktu ini tentu harus dimanfaatkan untuk melakukan upaya mitigasi," kata dia.

Suaidi mengatakan, pascagempa Mentawai pada Selasa (25/4/2023) dini hari, megathrust Mentawai masih menyimpan kekuatan gempa magnitudo 8,9. Menurut dia, kekuatan gempa megathrust Mentawai akan habis jika gempa dengan kekuatan magnitudo 6,9 terjadi sebanyak 130 kali.

"Untuk kekuatan magnitudo 8,9 itu habis, membutuhkan gempa dengan kekuatan magnitudo 6,9 sebanyak 130 kali," lanjutnya.

Suaidi mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada jika terjadi gempa dengan kekuatan yang cukup besar. "Dengan masih tersimpan kekuatan gempa di megathrust Mentawai ini masyarakat harus tetap waspada jika suatu saat kembali terjadi gempa," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement