Rabu 19 Apr 2023 12:30 WIB

Nilai Samsung Galaxy S23 Jeblok Setelah Dibeli?

Ponsel Samsung kehilangan 43 persen dari nilai asli hanya satu bulan setelah dibeli.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Samsung Seri Galaxy S23 bisa kehilangan nilainya dengan cepat setelah dibeli.
Foto: dok Samsung
Samsung Seri Galaxy S23 bisa kehilangan nilainya dengan cepat setelah dibeli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Jika tertarik untuk membeli Samsung Galaxy S23 terbaru, ada baiknya membaca laporan penelitian dari firma perdagangan Amerika Serikat SellCell terlebih dahulu. Menurut laporan itu, Samsung Galaxy S23 bisa kehilangan nilainya dengan cepat setelah dibeli.

Dikutip dari laman Express, Rabu (19/4/2023), Samsung Galaxy S23 yang dimaksud mencakup model Plus dan Ultra. Jika dibandingkan dengan seri iPhone 14 dari Apple, ponsel premium Samsung itu kehilangan 43,1 persen dari nilai aslinya hanya satu bulan setelah pembelian.

Baca Juga

Penurunan signifikan itu terkait biaya yang digunakan untuk membeli Galaxy S23. Sebut saja ponsel dibeli seharga 799 dolar AS (sekitar Rp 11,86 juta). Sebulan kemudian, nilainya hanya 455 dolar AS (Rp 6,75 juta) jika pengguna memutuskan untuk menjual perangkat tersebut.

Di Inggris, ponsel yang sama awalnya berharga 849 poundsterling (Rp 15,68 juta). Data dari riset SellCell menunjukkan bahwa dalam sebulan harganya hanya akan menjadi 483,1 poundsterling (Rp 8,92 juta), bahkan jika perangkat dalam kondisi sempurna.

Depresiasi itu menjadi lebih buruk ketika melihat ponsel Samsung terbaik yang dapat dibeli saat ini, yakni Galaxy S23 Ultra 1TB. Ponsel dibanderol serharga 1.619 dolar AS (Rp 24 jutaan) di Amerika dan 1.599 poundsterling (Rp 29,52 juta) di Inggris.

Dalam 30 hari, nilainya akan turun hampir setengahnya, kehilangan sekitar 778,99 dolar AS (Rp 11,56 juta) dari nilainya. Setelah satu bulan berikutnya, ponsel akan kehilangan 52,7 persen dari harga aslinya dan harganya hanya menjadi sekitar 766 poundsterling (Rp 14,33 juta).

Kehilangan uang sebanyak itu pasti membuat siapa pun merasa rugi, sehingga laporan itu disinyalir dapat meyakinkan sebagian orang untuk beralih ke iPhone. Pasalnya, perangkat besutan Apple dikenal memiliki nilai yang jauh lebih baik dan tidak turun secara drastis.

Penelitian menunjukkan bahwa tren demikian terus berlanjut, bahkan sepanjang 2023. Misalnya, iPhone 14 kehilangan sekitar 36 persen dari biaya aslinya selama periode yang sama. Ponsel cerdas seharga 799 dolar AS (Rp 11,86 juta) dapat dijual melalui situs perdagangan seharga 506 dolar AS (Rp 7,5 juta).

Itu berarti iPhone terbaru turun 1,4 kali lebih sedikit dari perangkat Samsung, sehingga menjadikannya punya nilai yang lebih baik. Perangkat yang diakui memiliki performa terbaik adalah iPhone 14 Pro Max 128GB, dalam kondisi seperti baru, yang hanya kehilangan 13,6 persen dari nilai aslinya dalam dua bulan pascapeluncuran.

Meskipun ini adalah kabar baik bagi Apple, SellCell mencatat bahwa masih ada celah dalam komparasi. Tahun lalu, ponsel S22 telah kehilangan nilainya tiga kali lipat dibandingkan dengan iPhone 13 yang baru dalam jangka waktu yang sama.

Sementara Samsung berusaha mengejar Apple, SellCell mencatat bahwa Google tertinggal jauh dengan seri Pixel 7. Seri ponsel itu kehilangan rata-rata 45,9 persen dari nilainya dalam dua bulan pascapeluncuran. Pihak SellCell pun memberikan komentar tentang risetnya yang menyoroti penurunan nilai berbagai jenama ponsel yang terus meluncurkan seri teranyar.

"Dengan Samsung menutup celah, dapatkah kita melihat peruntungan ketika merek meluncurkan ponsel generasi berikutnya? Itu masih harus kita lihat, tetapi untuk saat ini iPhone mempertahankan mahkotanya sebagai //handset// yang memiliki nilai lebih baik daripada Samsung dan yang lain," kata perwakilan SellCell.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement