REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Saat ini ada beberapa kekhawatiran seputar mobil listrik yang harus dihadapi oleh industri mobil listrik. Salah satu di antaranya adalah terkait masa penggunaan baterai dan biaya penggantian baterai untuk mobil listrik.
Untuk menjawab beragam kekhawatiran tersebut, Recurrent Auto melakukan sebuah studi yang melibatkan 15 ribu mobil nol emisi. Melalui studi ini, Recurrent Auto melakukan analisis terhadap ketahanan baterai yang digunakan dalam mobil listrik.
Hasil studi menunjukkan bahwa hanya ada 1,5 persen mobil yang perlu melakukan penggantian baterai. Penggantian ini disebabkan oleh adanya masalah atau malfungsi pada baterai. Studi juga menemukan tak ada satu pun kasus penarikan kembali baterai mobil listrik.
Sebagian besar subjek penelitian merupakan mobil listrik Tesla Model S dan Nissan Leaf. Keduanya merupakan mobil listrik yang sudah dirilis lebih dari 12 tahun lalu. Terlepas dari besarnya angka penjualan kedua model mobil listrik ini, angka penggantian baterai terbilang sangat rendah.
Tim peneliti juga menemukan bahwa kerusakan pada baterai yang membutuhkan penggantian umumnya terjadi setelah baterai tersebut digunakan selama bertahun-tahun. Selain itu, kerusakan atau keausan pada baterai terjadi secara bertahap dan lambat. Artinya, baterai mobil listrik tidak serta merta menjadi rusak total setelah mobil digunakan selama delapan tahun atau dijalankan sejauh 150 ribu kilometer.
Terkait pengaruh fast charging terhadap performa baterai mobil listrik, Recurrent Auto belum memiliki data yang lengkap. Namun sejauh ini, belum ada laporan masalah baterai terkait fast charging pada dua model mobil listrik yang memiliki fitur fast charging, yaitu Hyundai Ioniq 5 dan Ford Mustang Mach-E.
Seperti dilansir GizChina, biaya penggantian baterai mobil listrik bisa menelan biaya sekitar beberapa ribu euro atau sekitar beberapa belas atau puluh juta rupiah. Meski begitu, studi ini menunjukkan bahwa kemungkinan diperlukannya penggantian baterai untuk mobil listrik terbilang sangat rendah.
Biaya penggantian baterai untuk mobil listrik terbilang besar karena bahan yang digunakan untuk membuat baterai mobil listrik cukup langka dan mahal. Hal ini bisa menjadi masalah di kemudian hari ketika permintaan terhadap mobil listrik semakin besar.
Ada beberapa solusi yang mungkin bisa menjawab masalah-masalah ini. Yang pertama adalah mengembangkan inovasi baterai baru yang lebih tahan lama dan lebih murah untuk diproduksi. Solusi lainnya adalah menemukan atau mengembangkan material baru yang bisa digunakan untuk membuat baterai.
Solusi lainnya adalah menciptakan sistem ekonomi sirkular untuk baterai mobil listrik. Melalui sistem ekonomi sirkular ini, baterai mobil lama bisa didaur ulang dan digunakan kembali oleh para pengguna mobil listrik.