Kamis 06 Apr 2023 11:36 WIB

Penyelenggara Travel Apresiasi Polisi Tangkap Tiga Tersangka Penipuan Umroh

Masyarakat diminta waspadai travel umrah nakal agar tak merugi

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Kegiatan tawaf saat umrah (Ilustrasi). Masyarakat diminta waspadai travel umroh nakal agar tak merugi
Foto: Ihram TV/Sadly Rachman
Kegiatan tawaf saat umrah (Ilustrasi). Masyarakat diminta waspadai travel umroh nakal agar tak merugi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Direktur Utama PT Al Haramain Jaya Wisata Tour and Travel, KH Hafidz Taftazani, mengapresiasi pihak kepolisian yang bergerak cepat menangkap tiga tersangka kasus penipuan agen travel umroh PT Naila Syafaah Wisata Mandiri (NSWM), yaitu Mahdfudz Abdulah alias Abi (52 tahun), Halijah Amin alias Bunda (48 tahun), dan Hermansyah (59 tahun).

“Bagus, patut diapresiasi dan itu adalah harapan semua penyelenggara umroh resmi,” ujar Kiai Hafidz saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (6/4/2023).

Baca Juga

Namun, menurut Kiai Hafidz, pihak kepolisian sebenarnya juga bisa bergerak lebih cepat sebelum penipuan itu terjadi. Misalnya, dengan mencegat setiap kerumunan calon jamaah umroh yang naik bus ke Jakarta.

“Jika ada SOP-nya, sebaiknya setiap ada kerumunan orang naik bus yang diperkirakan akan ke Jakarta tanyakan saja surat jalannya dan izin operasionalnya seperti yang dilakukan kepada tenaga kerja ilegal,” ujar ketua Dewan Penasihat Asphurindo ini. 

“Zaman sudah canggih polisi bisa melihat di Google apakah perusahaan tersebut berizin, polisi sangat profesional,” katanya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap pemilik dan direktur utama agen perjalanan umroh yang menipu ratusan orang yang sedang umroh sehingga mereka telantar di Arab Saudi dan tidak bisa pulang ke Tanah Air.

Tersangka yang ditangkap pada 27 Februari 2023 lalu adalah sepasang suami istri, MA dan HA, dan H selaku direktur utama PT NSWM. MA merupakan residivis dalam perkara yang sama pada 2016.

Para tersangka menggelapkan dana umroh untuk membeli aset dan jamaah yang berangkat umroh tidak mendapatkan tiket pulang dan penginapan di Arab Saudi. Diduga jumlah korban mencapai ratusan orang dengan nilai kerugian sekitar Rp 91 miliar.

Kasus travel umroh nakal ini sudah kesekian kalinya terjadi di Indonesia. Agar kasus penipuan seperti ini terus berulang, Kiai Hafidz pun mengungkapkan tiga hal yang harus dilakukan. Menurut dia, hal ini harus dilakukan semua pihak terkait, baik asosiasi travel haji dan umroh, pemerintah, maupun polisi

Pertama, yaitu selalu melakukan edukasi kepada masyarakat. Karena, menurut dia, seorang bupati saja masih telantar di bandara karena kurangnya edukasi dan sosiasi tentang penyelenggaraan ibadah umroh.

Baca juga: Yang Terjadi Terhadap Tentara Salib Saat Shalahuddin Taklukkan Yerusalem

“Jadi, selalu edukasi dan selalu sampaikan sosialisasi kepada masyarakat, bekerjasama dengan polisi, kejaksaan, Kemenag agar orang-orang tidak telantar,” kata Kiai Hafidz.

Kedua, jamaah harus berhati-hati dalam memilih travel umroh. Karena, menurut dia, sekarang ini yang membimbing calon jamaah sudah berbeda dengan zaman dulu. Pada zaman dulu, kata dia, calon jamaah banyak dibimbing oleh para ustaz agar bisa menjalani ibadah umroh dengan benar.

“Tapi ustaz-ustaz itu sekarang tidak berlaku, kalah dengan mantan sales-sales TKI yang pindah ke travel umroh. Sedangkan, mereka gak teredukasi, yang penting mereka menjual sesuatu, yang penting jalan,” kata Kiai Hafidz.

Ketiga, tidak mudah tergiur dengan ibadah umroh yang berharga murah. Karena, menurut dia, jika biaya murah biasanya kualitas penyelenggaraannya tidak bagus dan ada kemungkinan untuk menelantarkan jamaah umrohnya.

“Jadi, sekarang para calon peserta umroh masih banyak yang mencari siapa yang jualannya murah, bukan kualitasnya. Maka tak heran jika kasus seperti ini terulang terus, karena gak teredukasi,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement