REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Era society 5.0 ditambah gelombang transformasi digital yang terjadi membuat semua pihak terus mengembangkan kapabilitas. Kini, masyarakat umum menilai kecepatan dan kedekatan sebagai indikator utama dalam sebuah layanan.
Pemerintah sendiri telah menyatakan bahwa kita siap untuk memasuki era smart society 5.0. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyampaikan, era smart society 5.0 menjadi konsep yang diterapkan banyak negara termasuk Indonesia. Konsep ini mengintegerasikan dunia maya dan fisik dalam berbagai penyelesaian masalah sosial.
"Paradigma baru dari perkembangan teknologi dan informasi ini telah melahirkan perubahan cara produksi, konsumsi, serta distribusi menjadi lebih murah dan efisien. Transformasi paradigma ini telah dilakukan para pelaku ekonomi di Indonesia. Pandemi Covid-19 adalah salah satu akselerator dari transformasi paradigma ini," ujar Wamen seperti dilansir dari Antara, Rabu (5/4/2023).
Selaras dengan anjuran pemerintah itu, Jakarta Eye Center (JEC) pun menyadari hal tersebut. Upaya untuk lebih dekat dengan masyarakat Indonesia demi memudahkan akses dan mendekatkan layanan kesehatan mata yang berkualitas.
"Poin utamanya adalah terus berusaha tetap relevan dengan perkembangan zaman. Menyadari tantangan era society 5.0. JEC pun beradaptasi dengan menerapkan Omnichannel dalam melakukan strategi branding dan marketing," kata Senior Kadiv Markom JEC Korporat Mubadiyah, Selasa (4/4/2023).
Ia mengakui, tak bisa dimungkiri era society 5.0 telah datang dan membuat pihaknya harus melek digital dan cakap dengan teknologi baru yang semakin canggih. Tidak sekedar itu, kata diapersaingan di dunia bisnis juga semakin ketat, hingga strategi marketing pun membutuhkan penyesuaian.
Mulai dari kegiatan yang dilakukan secara digital maupun hybrid untuk menciptakan hubungan emosional dengan pelanggan, tujuannya agar tiap informasi terbaru yang kami miliki bisa menjangkau banyak lapisan masyarakat di berbagai daerah.
"Sepanjang tahun 2022 inisiatif branding campaign JEC mencakup beberapa aktifitas yang beragam dengan melibatkan beberapa pihak. JEC juga menganut 360 komunikasi yang terintegrasi di semua platform," ujar dia.
Itu semua, kata dia, mencakup Event and exhibitions, Promotion and Tactical Campaign, Public Relations Marketing, B2B Channel, Personal Channel, Community Engagement, Influencer Campaign, Advertising in Print, Radio, TV, Outdoor Ads dan Digital.
"Kami pun melakukan aktifitas bersama para key opinion leader (KOLs) melalui sosial media dengan melibatkan influencer mikro hingga makro, banyak komentar kami terima sebagai bentuk wujud keikutsertaan mereka dalam mensupport program kampanye kami," ujarnya.
Menurut dia, inisiatif dan aktifitas tersebut dilakukan agar dapat menangkap momentum yang ada serta disesuaikan pula dengan STP yang dimiliki oleh beberapa layanan JEC. Sebagai contoh untuk layanan unggulan LASIK dan ReLEx SMILE yang notabene ditargetkan untuk anak muda, maka saluran yang digunakan pada beberapa media yang dikonsumsi oleh anak muda, seperti misalnya digital dan menggunakan beberapa influencer yang relevan.
Dengan strategi marketing campaign yang dilakukan JEC terhadap kemajuan teknologi saat ini, JEC Eye Hospitals and Clinics mendapatkan penghargaan pada ajang Marketeers OMNI Awards 2023 untuk kategori Omnichannel Branding.
“Terima kasih atas apresiasi yang diberikan oleh Marketeers, juga para pasien dan masyarakat luas atas upaya yang kami lakukan dalam strategi branding dan marketing di tengah zaman yang saat ini serba digital melalui 360 komunikasi yang terintegrasi di semua platform," kata dia.
Presiden Direktur JEC Korporat, dr. Johan A Hutauruk menambahkan,
“Penghargaan ini merupakan yang pertama kami terima di tahun 2023, hal ini memotivasi kami untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi," ujar dia.