Ahad 02 Apr 2023 09:38 WIB

TikTok Dinilai tidak Konsisten, Masalah Apa?

TikTok dilaporkan mengabaikan puluhan akun dengan jutaan pengikut.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Natalia Endah Hapsari
 TikTok dinilai tidak konsisten dengan kebijakan pelabelan akun agen propaganda Rusia.
Foto: EPA-EFE/Bo Amstrup
TikTok dinilai tidak konsisten dengan kebijakan pelabelan akun agen propaganda Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pada awal 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina, TikTok mulai memberi label pada akun yang dioperasikan oleh agen propaganda negara Rusia. Ini sebagai cara untuk memberi tahu pengguna bahwa mereka terpapar disinformasi Kremlin.

Menurut analisis para peneliti Alliance for Securing Democracy, kebijakan tersebut diterapkan secara tidak konsisten. TikTok dilaporkan mengabaikan puluhan akun dengan jutaan pengikut.

Baca Juga

Para peneliti di Alliance for Securing Democracy, sebuah organisasi nirlaba bipartisan transatlantik yang dioperasikan oleh German Marshall Fund yang mempelajari disinformasi otoriter, menerbitkan laporan yang mengidentifikasi hampir 80 akun TikTok yang dioperasikan oleh media negara Rusia seperti RT atau Sputnik atau oleh individu yang terkait dengannya, termasuk pemimpin redaksi RT.

Dilansir dari Gadgets Now, Ahad (2/4/2023), lebih dari sepertiga akun itu tidak diberi label, meskipun ada kebijakan pelabelan yang diumumkan oleh TikTok setahun yang lalu. Label, yang dicetak tebal tepat di bawah nama akun, bertuliskan “Media yang dikontrol negara Rusia”. Mengeklik label akan menampilkan lebih banyak informasi, termasuk deskripsi bahwa “pemerintah memiliki kendali atas konten editorial akun”.

Analisis Alliance for Securing Democracy menemukan 78 akun TikTok, termasuk 47 yang diberi label oleh platform, yang kemungkinan terkait dengan pihak yang didanai Kremlin. Pada 22 Maret, akun tersebut memiliki lebih dari 14 juta pengikut dan telah menghasilkan lebih dari 319 juta likes.

“Tidak semua akun yang diberi label oleh TikTok atau dalam kumpulan data kami aktif, tetapi tampaknya setiap akun dapat mulai memposting lagi jika mereka memiliki untuk melakukannya,” kata  analisis tersebut.

 

“Kemenangan besar” untuk Rusia

Analis riset grup tersebut Joe Bodnar mengatakan kepada kantor berita AP bahwa ini adalah kemenangan bagi propaganda Rusia. Mereka dapat menjangkau audiens yang begitu besar di TikTok. “TikTok tidak menganggapnya seserius platform lain,” ujar Bodnar.

Laporan itu mengungkapkan TikTok mengklaim memiliki lebih dari 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia, dan orang-orang semakin beralih ke aplikasi untuk mencari berita termasuk untuk mengetahui perkembangan di Ukraina.

“Berdasarkan analisis kami, beberapa pengguna lebih banyak terlibat dengan media pemerintah Rusia daripada yang lain, media berita independen yang lebih bereputasi di platform ini,” kata laporan itu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement