REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Universitas bergengsi dunia, Harvard University akan memberikan program pengajaran bahasa Indonesia bagi mahasiswanya. Menurut Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Prof Aminudin Aziz, ada sejumlah faktor yang menentukan hal tersebut.
Tentu ada serangkaian proses hingga akhirnya itu terjadi. Salah satunya dikarenakan gencarnya dukungan dan Indonesia telah semakin dilihat sebagai negara penting.
“Selama beberapa tahun ini dari Badan Bahaa gencar menawarkan bahasa Indonesia kepada mitra pembelajar di luar negeri,” kata Prof Aminudin, saat dihubungi, Kamis (30/3/2023).
Prof Aminudin melihat bahwa jumlah pembelajar bahasa Indonesia meningkat beberapa tahun ini setelah sempat turun terutama di Australia. Akan tetapi sekarang jumlah negara yang menawarkan program bahasa Indonesia, meningkat signifikan dalam dua sampai tiga tahun terakhir.
Pada 2020 lalu, terdapat 34 negara dan sekarang sudah diajarkan di 52 negara. Jadi, artinya sudah ada tambahan cukup signifikan.
Menurut data per tahun lalu, ada sekitar 152 ribuan pembelajar aktif yang artinya mereka sedang belajar, bukan alumni, melainkan memang terdaftar. Prof Aminudin juga melihat ada perubahan geopolitik karena mungkin negara-negara besar melihat perkembangan Indonesia yang cukup pesat dan penting posisinya.
“Indonesia jadi ketua G-20 dan ini menggeser pandangan dunia kepada Indonesia. Maka kalau mau berhubungan dengan Indonesia, mereka harus pelajari bahasanya,” lanjut dia.
Indonesia memiliki populasi penduduk cukup besar dengan potensi ekonominya. Hal itu di samping alasan-alasan tentang kekayaaan budaya. “Tapi sekarang berbicara kepentingan ekonomi, dunia tidak lepas melihat Indonesia. Ada sudut pandang yang melihat Indonesia ini penting,” kata dia menambahkan.