REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hasil riset kerap dibutuhkan oleh berbagai bidang dan industri. Saat ini juga sudah ada banyak pilihan bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam sebuah riset dan survei.
Menurut Co-Founder dan CEO Populix Dr Timothy Astandu, cara-cara untuk mengikuti survei semakin menarik. Populix mengumpulkan data dengan inovatif secara daring, khususnya dari milenial dan Gen Z.
“Kita pakai cara seru bukan survei di atas kertas, kita ingin pertanyaan yang tema-temanya menarik buat publik,” kata Timothy dalam media visit secara daring dengan Republika.
Setiap bulannya, Populix akan mengeluarkan laporan omnichannel yang dapat diunduh secara gratis lewat website. Populix juga menjamin keamanan data seluruh responden.
Timothy mengatakan Populix mengikuti berbagai framework sehingga data yang ditampung, telah dijamin keamanannya. Selain itu juga bermitra strategis dengan ESOMAR, atau lembaga dunia yang melakukan riset secara etis.
“Jadi responden nggak bisa dijejali pertanyaan terus, ada jangka waktu,” lanjut Timothy.
Terkait perlindungan data, Populix memberikan jaminan tersebut lantaran pihaknya memiliki server yang sangat aman dan mengikuti berbagai regulasi. Dalam hal ini yang paling penting adalah server aman dan tidak mudah dibobol.
Menurut dia, penting untuk menjaga kepercayaan dan keamanan digital responden. Tentu Populix juga tidak menjual data ke pihak tertentu.
“Kita hanya sebagai penyedia opini, kalau jual email, nomor telepon ke perusahaan misalnya, bisa aja sih tapi kita nggak gitu,” jelas dia.
Populix terbuka dengan berbagai kerja sama, termasuk jika ada permintaan survei untuk tema tertentu dan spesifik. Sebagai contoh, tema-tema menarik itu bisa seperti kegemaran terhadap artis KPop, kebijakan pemerintah yang menarik, perekonomian hingga tentang pemilu.
“Tapi kita netral, nggak boleh ada angle politik, lebih ke aspirasi anak muda saja seperti apa,” ungkap Timothy.