Senin 20 Mar 2023 04:36 WIB

Teknologi Smart Farming untuk Petani Milenial, Seperti Apa?

Pertanian berbasis teknologi akan mempermudah proses budi daya.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Natalia Endah Hapsari
Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau lahan food estate dengan menggunakan teknologi pertanian modern di Kabupaten Belu, NTT, beberapa waktu lalu.
Foto: dok. kementan
Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau lahan food estate dengan menggunakan teknologi pertanian modern di Kabupaten Belu, NTT, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani muda untuk menerapkan teknologi smart farming dalam pengembangan budi daya pertanian. Menurutnya, pertanian berbasis teknologi akan mempermudah proses budi daya karena lebih efisien dan modern sehingga mendorong akselerasi produksi petani.

"Smart farming adalah satu lompatan yang kita coba lakukan untuk tidak membiarkan pertanian berjalan apa adanya sama dengan yang kemarin. Tidak berarti yang kemarin jelek tetapi harus ada loncatan," kata Syahrul dalam keterangan resminya, Ahad (19/3/2023).

Baca Juga

Ia menegaskan, arah pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital. Terutama, sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi.

Seorang agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini.

Syahrul pun menegaskan, pihaknya terus berupaya dalam menyiapkan sumber daya pertanian yang berjiwa wirausaha. Salah satunya, melalui program utama Kementan penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial hingga 2024. Hal ini dilakukan untuk menjamin produktivitas, kontinuitas, dan ketahanan pangan.

Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) pun telah menggelar Pelatihan smart farming dan kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani millenial khususnya penerima manfaat program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan petani muda merupakan penerus pembangunan pertanian ke depan.

Ia menegaskan, BPPSDMP siap mendukung dan menindaklanjuti seluruh program yang ditujukan untuk mendukung implementasi smart farming oleh para petani muda.

"Selain itu, turut meningkatkan tumbuhnya wirausaha muda di bidang pertanian melalui berbagai program salah satunya adalah melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) ini," kata Dedi.

Dengan smart farming petani milenial dapat meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste sehingga meminimalisir produk tani agar dapat terdaur ulang kembali tanpa menghasilkan limbah yang dapat mencemarkan lingkungan tetapi justru dapat menghasilkan keuntungan.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) selaku Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti mengatakan, Pelatihan Agribisnis Smart Farming Batch 1 pada Tahun 2023 telah dilaksanakan di Pusat Pelatihan dan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi pada tanggal 11-18 Maret 2023.

Santi menambahkan tujuan dari pelatihan adalah untuk mencetak pengusaha pertanian milenial di bidang smart farming yang mampu akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat/ KUR, menerapkan Teknologi Smart Farming; serta membentuk kemitraan usaha Agribisnis.

“Indikator keberhasilan dari pelatihan ini adalah peserta harus mampu akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat, menerapkan smart farming, serta membentuk kemitraan usaha agribisnis modern.”

Adapun pada batch I, ini seluruh peserta mendapatkan akses KUR dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia ,Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Sulselbar serta Pegadaian dengan total Rp 947 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement