REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Credit Bureau Indonesia (CBI), Agus Subekti, mengatakan, pengamanan siber bukan sekadar persoalan proses dan teknologi. Menurut dia, yang terpenting dari pengamanan siber adalah faktor manusia.
"Membangun kesadaran, pengetahuan bahkan budaya di seluruh tim dalam perusahaan menjadi faktor paling penting dalam memastikan ketahanan perusahan terhadap serangan siber,” ujar Agus dalam siaran pers, Rabu (15/3/2023).
Serangan dunia digital yang konstan telah membuat organisasi rentan terhadap ancaman seperti malware, ransomware, cybercrime, dan pelanggaran data yang mengakibatkan kerugian yang signifikan.
Dia mengungkapkan, sekitar 90 persen kebocoran data bersumber dari lemahnya pengamanan aplikasi. Sementara sisanya, yakni 10 persen, berasal dari lemahnya pengamanan infrastruktur dan jaringan.
Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya membangun aplikasi secara mandiri dan memastikan semua aplikasi yang dibangun telah melalui pengujian pengamanan, baik di aras kode maupun di aras fungsional dengan melibatkan pihak independen.
"Di sisi lain, CBI juga memastikan seluruh tim yang terlibat dalam pengembangan dan operasional memiliki kesadaran mengenai pentingnya pengamanan data," kata dia.
Hal itu dia sampaikan dalam World Cyber Security Summit 2023. Kegiatan tersebut berfokus untuk mengeksplorasi ancaman dan tantangan teknologi yang paling krusial di era baru. Kegiatan itu juga menjadi platform untuk berbagi praktik dan solusi terbaik dalam meningkatkan keamanan dan ketahanan siber.
CBI menjadi bagian dari pertemuan tersebut sebagai bentuk komitmen dan aksi nyata untuk menciptakan dan menerapkan solusi keamanan siber canggih untuk melindungi infrastruktur, sistem, dan data penting serta rahasia bagi klien dan mitra kredit biro.
"CBI adalah perusahaan data dan informasi, sehingga pengamanan terhadap data menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi di era digital yang juga ditandai dengan meningkatnya serangan siber," ujar Direktur Informasi dan Teknologi CBI, Ivan Irawan.
Dia menerangkan, keamanan siber sangat penting bagi layanan biro kredit seperti CBI. Sebagai lembaga yang menyediakan layanan informasi kredit, CBI menyimpan informasi pribadi dan keuangan yang sangat sensitif dan rahasia.
Keamanan siber yang lemah, kata dia, dapat menyebabkan risiko kebocoran data, rahasia perusahaan, penipuan, serta dapat mengancam privasi dan keamanan informasi pribadi klien dan mitra CBI.
"Oleh karena itu, CBI memastikan keamanan siber yang canggih untuk melindungi data dan sistem dari risiko serangan siber apapun," jelas dia.
Itu mencakup penggunaan teknologi keamanan siber terbaru, pengembangan kebijakan dan prosedur yang ketat untuk mengelola risiko keamanan, serta pelatihan dan kesadaran yang ditingkatkan bagi staf dalam tindakan keamanan siber yang tepat.