Sabtu 11 Mar 2023 19:53 WIB

Jepang Peringati 12 Tahun Bencana Tsunami dan Nuklir

Warga Jepang mengheningkan cipta peringati bencana tsunami dan nuklir.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nora Azizah
Peringatan tsunami di Jepang (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Peringatan tsunami di Jepang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang pada Sabtu (11/3/2023), melansir AP, memperingati 12 tahun gempa besar, tsunami, dan bencana nuklir dengan mengheningkan cipta selama satu menit. Kekhawatiran meningkat menjelang rencana pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit nuklir Fukushima yang hancur dan kembalinya pemerintah ke energi nuklir.

Gempa bumi dan tsunami berkekuatan 9,0 skala ritcher merusak sebagian besar pantai timur laut Jepang pada 11 Maret 2011. Insiden ini menyebabkan lebih dari 22.000 orang tewas, termasuk sekitar 3.700 kematian berikutnya terkait dengan bencana tersebut.

Baca Juga

Mengheningkan cipta dilakukan secara nasional pada pukul 14:46 waktu setempat, tepat saat gempa terjadi. Beberapa penduduk di prefektur Iwate dan Miyagi yang dilanda tsunami berjalan ke pantai untuk berdoa bagi orang yang mereka cintai. Sebanyak 2.519 jenazah tidak pernah ditemukan.

Di Tomioka  pencarian awal harus dihentikan karena radiasi nuklir. Petugas pemadam kebakaran dan polisi menggunakan tongkat dan cangkul untuk menyapu garis pantai mencari kemungkinan sisa-sisa korban atau barang-barang mereka.

Di sebuah sekolah dasar di Sendai, sebelah utara Fukushima, para peserta melepaskan ratusan balon warna-warni untuk mengenang nyawa yang hilang. Sementara di Tokyo, puluhan orang berkumpul di taman pusat kota, dan aktivis anti-nuklir mengadakan pertemuan umum.

Gempa bumi dan tsunami yang menghantam pembangkit nuklir Fukushima Daiichi telah menghancurkan fungsi daya dan pendinginannya. Gempa memicu kehancuran terhadap tiga dari enam reaktor. Reaktor nuklir ini mengeluatkan radiasi dalam jumlah besar sehingga menyebabkan puluhan ribu penduduk mengungsi.

Lebih dari 160.000 orang telah pergi dari wilayah gempa dan sekitar 30.000 orang efek radiasi jangka panjang atau masalah kesehatan.  Banyak pengungsi telah dimukimkan kembali di tempat lain, dan sebagian besar kota yang terkena dampak telah mengalami penurunan populasi yang signifikan selama dekade terakhir.

"Dekontaminasi dan rekonstruksi telah mengalami kemajuan, tetapi masih menghadapi banyak masalah yang sulit," ujar Gubernur Fukushima Masao Uchibori.

Uchibori mengatakan, prefektur dibebani dengan pembersihan tanaman dan rumor tentang efek pelepasan air olahan yang akan datang. Operator pabrik, Tokyo Electric Power Company Holdings, dan pemerintah sedang membuat persiapan final untuk melepaskan lebih dari 1,3 juta ton air radioaktif yang diolah ke laut. Pelepasan ini rencananya dimulai dalam beberapa bulan mendatang.

Pemerintah memastikan bahwa, pelepasan air radioaktif ini akan berlangsung aman. Tetapi banyak penduduk sekitar, termasuk negara tetangga seperti Cina, Korea Selatan, dan negara kepulauan Pasifik menentang pelepasan air radioaktif itu  Komunitas nelayan sangat prihatin dengan reputasi ikan lokal dan bisnis mereka.

Dalam pidatonya minggu lalu, Uchibori mendesak pemerintah  melakukan yang terbaik untuk mencegah rumor negatif tentang pelepasan air radioaktif yang semakin merusak citra Fukushima.

Perdana Menteri Fumio Kishida memperbarui janjinya untuk mendukung upaya rekonstruksi yang sedang berlangsung.  Berbicara pada upacara tersebut, dia tidak menyebutkan kebijakannya untuk memaksimalkan tenaga nuklir atau menangani pembuangan air radioaktif.

Pemerintah Kishida telah membalikkan kebijakan penghapusan nuklir yang diadopsi setelah bencana pada 2011. Sebagai gantinya pemerintah mendorong rencana memaksimalkan penggunaan energi nuklir untuk mengatasi masalah pasokan energi yang dipicu perang Rusia di Ukraina sembari memenuhi persyaratan dekarbonisasi.

Tujuan Uchibori adalah untuk meningkatkan pasokan energi terbarukan hingga 100 persen dari kebutuhan prefektur Fukushima pada 2040. Kendati kebijakan energi adalah mandat pemerintah pusat, Uchibori ingin mengingat bahwa Fukushima terus menderita akibat bencana nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement