REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nama ChatGPT tengah naik daun saat ini karena teknologi kecerdasan buatan (AI) yang sangat canggih. ChatGPT adalah produk dari perusahaan OpenAI yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat (AS).
Belum lama ini, Microsoft membelinya dan menghasilkan banyak sekali konten. Misalnya, ChatGPT dapat menghapus esai untuk siswa dalam hitungan detik atau membantu pemrogram komputer. Meskipun ChatGPT memiliki segudang kemampuan, banyak pihak yang mengkhawatirkan.
Kepala Analisis Ancaman Global di Darktrace Toby Lewis mengatakan jika ChatGPT tersedia secara luas, ini dapat menimbulkan risiko bagi siapa pun yang menggunakan internet. “Teknologi ini bukanlah senjata super pemerintah. Mereka ada di Google. Microsoft baru saja membeli ChatGPT. Platform dan perkakas ini tersedia secara bebas untuk dimainkan oleh anggota masyarakat,” kata Lewis, dilansir Express, Rabu (8/3/2023).
Dia memperingatkan teknologi tersebut dapat membantu penipu daring meningkatkan kecepatan penipuan dan serangan mereka. Sebagian besar AI tidak dapat melakukan apa pun yang belum ada atau yang belum dapat dilakukan manusia.
Secara umum, AI adalah teknologi yang mencoba meningkatkan keefektifan manusia dengan memungkinkan mereka mengirimkan sesuatu lebih cepat. ChatGPT dapat merespons lebih cepat dan hasil pekerjaannya sangat realistis.
“Apa yang AI dan ChatGPT izinkan untuk mereka lakukan adalah mempercepat sebagian dari pembelajaran itu dalam hal kemampuan untuk menggunakan keterampilan baru ini, peran baru ini tanpa beberapa persyaratan pembelajaran pengumpulan keterampilan yang menyertainya,” ujar dia.
Dia memperingatkan ini berarti penipu dunia maya memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam upaya mereka untuk mendapatkan informasi pribadi Anda. Sebab, teknologi ini dapat mengurangi penghalang untuk masuk dan kemungkinan malah membuatnya lebih sukses.
“Kemampuan untuk memanipulasi orang menjadi lebih efektif tanpa semua persyaratan tambahan dari penutur asli, tanpa seseorang harus menghabiskan waktu menyusun pesan. Ini adalah langkah maju yang sangat menarik bagi penyerang yang sekarang tersedia secara luas,” ucap dia.
Sejak alat tersebut makin terkenal, muncul laporan bahwa peretas telah menggunakan ChatGP untuk sejumlah penipuan berbeda di web. Misalnya, penipu kencan telah membuat chatbot yang dirancang untuk menyamar sebagai wanita muda untuk memikat target. Kemudian dia menggunakan alat tersebut untuk menciptakan persona licik.
Para ahli juga telah memperingatkan ChatGPT dapat digunakan untuk membantu penipu membangun situs web dan bot yang mengelabui pengguna agar membagikan informasi mereka. Menurut wakil presiden Forescout Rik Ferguson, ini dapat mencakup pembuatan dan personalisasi halaman web berbahaya, kampanye phishing yang sangat bertarget, dan penipuan yang bergantung pada rekayasa sosial.