Selasa 28 Feb 2023 18:53 WIB

Benarkah Anggur tanpa Biji Hasil Rekayasa Genetika dan Berbahaya?

Sebagian besar buah tak berbiji muncul akibat adanya mutasi genetik alami.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Pengunjung melihat buah anggur saat Festival Urban Farming. Anggur tanpa biji ini muncul akibat adanya mutasi genetik alami. /ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengunjung melihat buah anggur saat Festival Urban Farming. Anggur tanpa biji ini muncul akibat adanya mutasi genetik alami. /ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Belum lama ini sempat beredar informasi di media sosial yang menyatakan bahwa buah tanpa biji berbahaya untuk dikonsumsi karena dibuat melalui rekayasa genetika. Faktanya, sebagian besar buah tak berbiji muncul akibat adanya mutasi genetik alami.

"Setelah (buah tanpa biji ini) ditemukan, (manusia) memperbanyaknya melalui metode grafting (sambung pucuk) atau cutting (stek)," ujar The Sykes Company melalui laman resmi mereka.

Baca Juga

Proses ini pula yang terjadi pada buah anggur tak berbiji. Anggur tanpa biji diperkirakan sudah ada sejak zaman Romawi Kuno. Namun, buah ini baru diperkenalkan ke Amerika Serikat pada pertengahan 1870-an dengan nama Thompson.

Anggur tanpa biji ini muncul akibat adanya mutasi genetik alami. Mutasi genetik tersebut membuat biji muda di dalam anggur tidak bisa matang dan berkembang sampai memiliki lapisan keras. Oleh karena itu, terkadang biji kecil dan lunak masih bisa ditemukan dalam buah anggur tanpa biji, seperti dilansir Science Focus.

Tak adanya biji ini membuat buah anggur menjadi lebih mudah untuk dinikmati. Orang-orang tak lagi harus terganggu dengan adanya biji anggur yang terasa keras dan pahit bila tergigit.

"Banyak orang kerap menggunakan kata mutasi genetik atau mutan dalam konteks negatif, padahal sering kali apa yang kita inginkan terjadi secara alami (melalui mutasi genetik, seperti buah tanpa biji)," jelas peneliti dari Michigan State University, Ronald Goldy PhD, melalui laman resmi mereka.

Karena tak berbiji, anggur tanpa biji tak bisa diperbanyak dengan cara menanamnya. Buah anggur tanpa biji biasanya diperbanyak dengan cara memotong secara diagonal batang pohon anggur tanpa biji yang sudah ada sebelumnya.

Batang pohon anggur tersebut lalu dipotong kembali menjadi beberapa bagian. Bagian ujung dari potongan batang pohon tersebut lalu dicelupkan ke dalam hormon akar lalu ditanam. Selanjutnya, akan tumbuh pohon anggur tanpa biji yang baru dengan kondisi genetik yang sama seperti pohon induknya dan mampu memproduksi buah anggur tanpa biji.

"Beberapa varietas anggur tanpa biji (yang ada saat ini) mungkin berasal dari tanaman yang telah berusia lebih dari 2.000 tahun," lanjut Wonderopolis melalui laman resmi mereka.

Hal ini pula yang diungkapkan oleh asosiasi advokasi bernama BIO. Melalui laman resminya, BIO mengungkapkan bahwa buah tanpa biji bukanlah produk genetically modified organism (GMO). ''Anggur tanpa biji pada dasarnya merupakan klon dari varietas anggur yang sangat tua yang telah ada sejak ribuan tahun," ujar BIO.

Proses memperbanyak buah tanpa biji memang bisa menghasilkan buah dengan ukuran yang lebih kecil atau bentuk yang kurang rapi. Namun terkait dengan keamanan, buah tanpa biji seperti anggur tanpa biji aman untuk dikonsumsi. Kandungan gizi di dalamnya pun tak kalah dengan versi buah yang berbiji. Buah tanpa biji justru dapat memberikan keuntungan karena lebih mudah dimakan, seperti dilansir LiveStrong.  

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement