REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ilmuwan menemukan lubang hitam (black hole) supermasif yang tersembunyi di ujung alam semesta. Lubang hitam itu merupakan salah satu terbesar yang pernah terdeteksi.
Menurut temuan, dia mengandung lebih dari satu miliar massa matahari senilai debu antarbintang, membentuk bintang 1.000 kali lebih cepat dari Bima Sakti. Raksasa kosmik tersebut terletak di pusat galaksi ekstrem dan berumur lebih dari 13 miliar tahun, hanya 750 juta tahun setelah Big Bang.
Penulis utama dari The University of Texas at Austin Dr Ryan Endsley mengatakan hasil studi menunjukkan lubang hitam yang sangat awal sering kali tertutup debu. Ini mungkin sebagai konsekuensi dari aktivitas pembentukan bintang yang intens di galaksi induknya.
“Temuan ini adalah sesuatu yang telah diprediksi orang lain selama beberapa tahun sekarang dan sangat menyenangkan melihat bukti pengamatan langsung pertama yang mendukung skenario ini,” kata Endsley, dilansir Mirror, Selasa (28/2/2023).
Tim Amerika Serikat (AS) membuat penemuan menggunakan data yang dikumpulkan oleh Atacama Large Millimeter Array (ALMA ), sebuah observatorium radio yang berlokasi di Andes Chili. Galaksi yang dijuluki COS-87259 itu bersinar terang dari ledakan intens pembentukan bintang.
Lubang hitam primordial sangat diselimuti oleh debu kosmik yang menyebabkan hampir semua cahayanya dipancarkan dalam rentang spektrum elektromagnetik mid-inframerah. Inti galaksi aktifnya menghasilkan semburan material yang kuat yang bergerak mendekati kecepatan cahaya.
Lubang hitam dengan massa jutaan hingga milyaran kali lebih besar dari matahari berada di pusat hampir setiap galaksi. Mereka adalah tempat di ruang angkasa saat tarikan gravitasi begitu kuat sehingga cahaya pun tidak dapat menghindarinya. Hal ini yang membuat mereka tidak terlihat.
Lubang hitam supermasif berukuran jutaan atau bahkan miliaran ukuran Matahari. Para astronom percaya mereka dapat ditemukan di pusat semua galaksi besar, termasuk Bima Sakti.
Beberapa telah ditemukan ketika alam semesta masih sangat muda. Cahaya mereka membutuhkan waktu lama untuk mencapai deteksi manusia.
Lubang hitam supermasif lain yang diketahui di awal alam semesta adalah quasar, lubang hitam aktif yang relatif tidak tertutup oleh debu kosmik. Mereka sangat langka pada jarak yang mirip dengan COS-87259.
Quasar adalah objek yang sangat terang di ruang angkasa dan ditenagai oleh lubang hitam yang mengeluarkan cahaya dan energi dalam jumlah besar. “Temuan ini mengambil langkah ilmuwan menuju pemahaman yang lebih baik tentang lubang hitam yang dapat terbentuk pada masa awal alam semesta,” ujar Endsley.