REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Salah satu perusahaan pencarian dan kecerdasan buatan terbesar di Cina, Baidu Inc. memimpin upaya Cina untuk menciptakan chatbot yang setara dengan ChatGPT buatan OpenAI. Baidu berencana mengimplementasikan chatbot kecerdasan buatannya (AI), Ernie ke dalam layanan pencariannya mulai Maret.
Dilansir dari Japan Today, Selasa (28/2/2023), dikatakan awal bulan ini Baidu akan menyelesaikan pengujian internal Ernie Bot pada Maret sebelum mengumumkan layanan tersebut. Dalam memo internal, CEO Baidu Robin Li mengatakan bahwa Ernie Bot akan diintegrasikan di semua operasi Baidu, termasuk layanan pencarian dan cloud.
Selain itu, Baidu juga memiliki kantor pusat di Beijing, Cina ini juga berencana untuk mengintegrasikan Ernie ke dalam sistem operasi mobil pintar dan speaker pintar. Dalam memo tersebut, Li mengungkapkan teknologi AI telah mencapai titik kritis dan semua industri pasti akan mengalami transformasi.
“Baidu berdiri sebagai contoh terbaik dari pertumbuhan jangka panjang pasar AI Cina dan maju di garis depan gelombang baru ini,” katanya.
Perusahaan juga mengumumkan pembelian kembali saham senilai 55 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 838,4 triliun pekan lalu. Baidu melaporkan pendapatan 4,8 miliar dolar AS atau Rp 73,2 triliun untuk kuartal yang berakhir pada Desember. Jumlah tersebut hampir sama dengan periode yang sama tahun 2021.
Sebagian besar pendapatan Baidu berasal dari layanan pemasaran daring, yang menghasilkan penjualan sebesar 2,62 miliar dolar AS atau Rp 39,9 triliun pada kuartal terakhir. Layanan ride-hailing otonom Baidu Apollo Go menyediakan 561 ribu perjalanan pada kuartal keempat, naik 162 persen dari tahun sebelumnya.
Setelah bertahun-tahun pengawasan peraturan menyusul tindakan keras terhadap sektor teknologi dan ekonomi yang lesu yang dihantam oleh Covid-19, perusahaan seperti Baidu tampaknya akan berinvestasi lebih banyak karena Cina melihat ke industri untuk menghidupkan kembali ekonomi.