REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Google dikabarkan telah memberhentikan robot yang membantu membersihkan kantin di kantor-kantor Google. Pemberhentian ini merupakan imbas dari dihentikannya departemen Everyday Robots yang terdampak oleh perampingan anggaran Alphabet, perusahaan induk Google.
Everyday Robots merupakan sebuah departemen eksperimen yang bekerja mengembangkan dan melatih robot-robot. Salah satu keahlian yang dilatih adalah kemampuan membersihkan kantin-kantin di kantor Google.
Departemen ini memiliki lebih dari 200 orang pegawai yang bekerja dalam berbagai proyek robotik. Sebagian dari proyek tersebut berkaitan dengan pengembangan lebih dari 100 robot bertangan satu yang bergerak dengan roda.
Robot-robot tersebut dipekerjakan di area kantin kantor Google. Para robot ini didesain untuk menjalankan tugas seperti membersihkan meja kantin, memilah dan mendaur ulang sampah, serta membuka pintu. Selama pandemi, para robot ini bahkan ditugaskan untuk mengecek kebersihan ruang-ruang konferensi di kantor Google.
Meski sangat berguna, robot-robot tersebut membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. Para ahli robotik memprediksi bahwa masing-masing robot membutuhkan biaya perawatan sekitar puluhan ribu dolar AS atau sekitar ratusan juta rupiah.
Biaya besar tersebut tak lagi bisa ditanggung oleh Alphabet selaku perusahaan induk Google karena adanya pembatasan anggaran. Di sisi lain, Everyday Robots juga tak lagi memberikan keuntungan secara finansial. Berdasarkan pertimbangan inilah, proyek Everyday Robots harus diakhiri.
"Everyday Robots tak lagi menjadi proyek terpisah dalam Alphabet, beberapa teknologi dan sebagian tim akan dikonsolidasikan ke dalam pengembangan robotik yang ada dalam Google Research," ujar Direktur Marketing dan Komunikasi Everyday Robots, Denise Gamboa, seperti dilansir India Today.
Situasi yang dihadapi oleh Everyday Robots kembali menyoroti tantangan yang dihadapi oleh industri robotik, khususnya di tengah menurunnya kondisi ekonomi dunia. Meski teknologi berkembang dengan pesat, proses pengembangan dan produksi industri robotik kerap menelan biaya yang besar. Hal ini membuat sebagian perusahaan kesulitan untuk berinvestasi dalam proyek robotik.