Senin 20 Feb 2023 22:40 WIB

Starlink Jadi Solusi Daerah Berstatus Blank Spot dan Belum Memiliki Internet

Starlink merupakan wi-fi satelit milik Telkom yang bisa dipasang di daerah terpencil.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum lama ini telah memberikan Hak Labuh Satelit Starlink kepada Telkomsat, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang bergerak sebagai penyedia layanan satelit yang ahli dalam memberikan layanan hulu ke hilir yang berkualitas tinggi dan berstandar internasional.
Foto: Telkom Group
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum lama ini telah memberikan Hak Labuh Satelit Starlink kepada Telkomsat, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang bergerak sebagai penyedia layanan satelit yang ahli dalam memberikan layanan hulu ke hilir yang berkualitas tinggi dan berstandar internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Komisaris PT Telkom TBK Rizal Mallarangeng mengatakan, Starlink menjadi solusi untuk daerah yang masih berstatus blank spot dan belum memiliki fasilitas jaringan internet. "Dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, PT Telkom telah memiliki Starlink yang merupakan WiFi satelit yang dapat dipasang di manapun, di desa terpencil atau pulau," katanya, disela Pelatihan Jurnalistik dan Business Update Transformasi Telkom Indonesia di Makassar, Senin (20/2/2023).

Menurut Rizal yang didampingi Executive Vice President Regional 7 Telkom, Agus Yudha Basuki, perusahaan BUMN ini membuat fasilitas baru yang membuat seluruh jengkal Indonesia bisa berhubungan dengan internet cepat dan terpercaya. Karena itu, untuk menjangkau lokasi yang sulit tidak lagi menggunakan radio atau fiber optik lewat kabel bawah laut dengan segala macam tantangan di lapangan.

Baca Juga

"Jadi Starlink ini bisa menjangkau pulau-pulau terpencil atau gunung-gunung ya, sementara radio atau kabel optik kalau menjangkau dia terbatas," katanya.

Dia mengatakan, dari segi biaya dan efektifitas pemasangan alatnya jauh lebih efisien, tidak membutuhkan biaya miliaran rupiah dan pemasangan alatnya hanya sekitar lima menit. Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, Starlink ini menjadi peluang bagi pemerintah daerah yang selama ini terkendala dengan pemenuhan akses jaringan internet untuk masyarakatnya.

Hal tersebut dibenarkan Agus yang wilayah kerjanya membawahi Divre 7 meliputi Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Papua Barat Daya ini. Dia mengakui, masih banyak daerah di Kawasan Timur Indonesia (KTI) belum memiliki akses jaringan internet, khususnya di wilayah pesisir dan pulau-pulau terluar.

"Kami siap membantu kepala daerah yang membutuhkan akses internet dengan cepat dan pemasangan alat lebih cepat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement