Jumat 17 Feb 2023 12:34 WIB

Roket H3 Jepang Gagal Meluncur

Dua mesin pendorong sekunder yang diikatkan di sisi roket tidak menyala

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Roket H3 Jepang gagal lepas landas pada Jumat (17/2/2023) karena dua mesin pendorong sekunder yang diikatkan di sisi kendaraan luar angkasa tidak menyala
Foto: Kyodo News via AP
Roket H3 Jepang gagal lepas landas pada Jumat (17/2/2023) karena dua mesin pendorong sekunder yang diikatkan di sisi kendaraan luar angkasa tidak menyala

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Roket H3 Jepang gagal lepas landas pada Jumat (17/2/2023) karena dua mesin pendorong sekunder yang diikatkan di sisi kendaraan luar angkasa tidak menyala. Roket H3 merupakan peluncur medium-lift baru pertama Jepang dalam tiga dekade.

Dalam peluncuran yang disiarkan langsung, mesin utama H3 terputus setelah hitungan mundur mencapai nol. Gagalnya peluncuran ini meninggalkan roket setinggi 57 meter di landasan peluncurannya di pelabuhan antariksa Tanegashima bersama dengan muatan satelit observasi darat ALOS-3, yang dilengkapi dengan sensor infra merah untuk mendeteksi rudal balistik Korea Utara. Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) mengatakan, mereka sedang menyelidiki penyebab kegagalan tersebut.

Jepang membangun roket H3 untuk meningkatkan akses independen ke luar angkasa. Pembangunan roket ini meningkatkan peluang Jepang untuk merebut pangsa pasar peluncuran global yang lebih besar dari para pesaingnya, termasuk SpaceX milik Elon Musk.

Roket H3 dirancang untuk menempatkan satelit pemerintah dan komersial ke orbit dan mengangkut pasokan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Pembuatan roket ini sebagai bagian dari kerja sama pendalaman Tokyo dengan Amerika Serikat di luar angkasa. Roket ini juga akan membawa kargo ke stasiun luar angkasa bulan, Gateway yang rencananya akan dibangun NASA sebagai bagian dari programnya untuk misi menjejakkan manusia ke bulan.  Amerika Serikat telah menjanjikan Jepang bergabung dalam salah satu misi bulan.

Mitsubishi Heavy Industries sebagai pembuat dan manajer peluncuran H3 berharap, roket tersebut akan meningkatkan ambisi luar angkasanya saat SpaceX mengguncang peluncuran komersial. Sebuah laporan Center for Strategic and International Studies pada September menyebutkan, biaya peluncuran Falcon 9 ke orbit rendah bumi adalah 2.600 dolar AS per kilogram.  Harga ini lebih rendah ketimbang pendahulunya yaitu roket H3, H-II yang mencapai 10.500 dolar AS.

"Dengan H3 kami bertujuan untuk mengurangi separuh biaya per peluncuran," kata juru bicara Mitsubishi Heavy sebelum peluncuran yang direncanakan.

Misi pertama yang berhasil akan menempatkan roket Jepang ke luar angkasa menjelang peluncuran yang direncanakan tahun ini dari kendaraan Ariane baru berbiaya rendah milik Badan Antariksa Eropa.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement