REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Selama ini, manusia hanya mempelajari Bumi sesuai dengan yang tertulis di halaman-halaman buku. Namun, baru-baru ini sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Geophysical Research, mengungkapkan fakta baru tentang inti Bumi.
Dikutip dari sciencealert, Jumat (17/2/2023), penelitian ini menunjukkan ada bagian yang tidak banyak diketahui dalam sejarah itu, jauh di dalam masa lalu Bumi. Dan faktanya, inti dalam Bumi tampaknya memiliki inti lain yang lebih dalam lagi.
“Secara tradisional kita telah diajari bahwa Bumi memiliki empat lapisan utama, kerak, mantel, inti luar, dan inti dalam,” kata ahli geofisika National University Australia, Joanne Stephenson, pada 2021 lalu.
Pengetahuan kita tentang apa yang ada di bawah kerak Bumi, sebagian besar disimpulkan dari apa yang telah diungkapkan oleh gunung berapi dan apa yang dibisikkan oleh gelombang seismik.
Dari pengamatan tidak langsung ini, para ilmuwan telah menghitung bahwa inti dalam yang sangat panas dengan suhu melebihi 5.000 derajat Celcius, hanya berjumlah satu persen dari total volume Bumi. Namun beberapa tahun lalu, Stephenson dan rekannya menemukan bukti bahwa inti dalam Bumi sebenarnya memiliki dua lapisan berbeda.
“Ini sangat menarik, dan mungkin berarti kita harus menulis ulang buku pelajaran!” kata Stephenson pada saat itu.
Tim menggunakan algoritme pencarian untuk menjaring dan mencocokkan ribuan model inti dalam dengan data yang diamati selama beberapa dekade, tentang berapa lama gelombang seismik menempuh perjalanan melalui Bumi, yang dikumpulkan oleh Pusat Seismologi Internasional.
Jadi apa yang ada di sana? Tim mengamati beberapa model anisotropi inti dalam, bagaimana perbedaan komposisi materialnya mengubah sifat gelombang seismik, dan menemukan beberapa kemungkinan.
Beberapa model menyebut bahan gelombang seismik saluran inti dalam lebih cepat sejajar dengan ekuator, yang lain menunjukkan campuran bahan memungkinkan gelombang lebih cepat sejajar dengan sumbu rotasi bumi. Meski begitu, ada argumen tentang tingkat perbedaan yang tepat pada sudut tertentu.
Studi di sini tidak menunjukkan banyak variasi dengan kedalaman di inti dalam, tetapi menemukan ada perubahan arah lambat ke sudut 54 derajat, dengan arah gelombang yang lebih cepat berjalan sejajar dengan sumbu.
“Kami menemukan bukti yang mungkin menunjukkan perubahan struktur besi, yang menunjukkan kemungkinan dua peristiwa pendinginan terpisah dalam sejarah Bumi,” kata Stephenson.
“Rincian peristiwa besar ini masih sedikit misteri, tapi kami telah menambahkan potongan teka-teki lain terkait pengetahuan kami tentang inti dalam Bumi,” kata dia lagi.
Temuan baru ini dapat menjelaskan mengapa beberapa bukti eksperimental tidak konsisten dengan model struktur Bumi kita saat ini. Kehadiran lapisan terdalam telah diduga sebelumnya, dengan petunjuk bahwa kristal besi yang menyusun inti terdalam memiliki keberpihakan struktural yang berbeda.
“Kami dibatasi oleh penyebab gempa bumi global dan penerimanya, terutama di antipoda kutub,” tulis tim tersebut dalam makalah mereka, menjelaskan data yang hilang mengurangi kepastian kesimpulan mereka. Tetapi kesimpulan mereka sejalan dengan penelitian lain tentang anisotropi inti terdalam.
Penelitian di masa depan dapat mengisi beberapa celah data ini dan memungkinkan para ilmuwan untuk menguatkan atau membantah temuan mereka. Dan semoga menerjemahkan lebih banyak cerita yang ditulis dalam lapisan awal sejarah Bumi ini.