Kamis 16 Feb 2023 10:13 WIB

Amazon Berambisi Fokus Buka Supermarket

Amazon ingin melebarkan sayap pada bisnis toko bahan makanan fisik.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Amazon ingin melebarkan sayap pada bisnis toko bahan makanan fisik/ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Amazon ingin melebarkan sayap pada bisnis toko bahan makanan fisik/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Amazon, perusahaan lokapasar asal Amerika Serikat (AS), berencana memperluas layanannya. Hal itu diungkapkan setelah menunda sejumlah rencana pertumbuhan dan memberhentikan lebih dari 18 ribu karyawan.

CEO Amazon Andy Jassy mengatakan perusahaan ingin melebarkan sayap pada bisnis toko bahan makanan fisik. Pada tahun 2017 lalu, Amazon membeli perusahaan supermarket Whole Foods senilai 13,7 miliar dolar AS.

Baca Juga

Namun, perusahaan tersebut tidak mampu mendominasi pasar grosir. Divisi toko fisik perusahaan menyumbang 3,4 persen dari keseluruhan bisnis dan hanya tumbuh sekitar 10 persen sejak akuisisi.

Jassy mengatakan perusahaan masih dalam tahap awal tumbuh dalam bidang ini. Dia berharap pada tahun ini, bisa memiliki format yang ingin dikembangkan.

“Kami memiliki sejarah melakukan banyak eksperimen dengan cepat. Kemudian ketika kami menemukan sesuatu yang kami sukai, kami menggandakannya. Itulah yang ingin kami lakukan,” kata Jassy, dilansir Engadget, Kamis (16/2/2023).

Banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang belum lama ini diumumkan Amazon terjadi di divisi grosirnya. Akibatnya, perusahaan telah menutup beberapa supermarket Fresh dan menunda rencana untuk membuka yang baru karena mencoba menemukan formula yang tepat.

Jassy mencatat salah satu faktor penyebabnya karena banyak lokasi baru dibuka di tengah pandemi Covid-19. Bisnis ritel fisik telah berjuang. Hampir setahun yang lalu, Amazon mengatakan menutup semua toko buku, toko bintang 4, dan lokasi pop-up di seluruh AS dan Inggris.

Tujuannya pada saat itu untuk lebih fokus pada sisi grosir dan toko pakaian fisik. Namun, Amazon mengalami kerugian 720 juta dolar AS pada kuartal terakhir karena memperlambat rencana ekspansi bahan makanannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement