Senin 13 Feb 2023 16:52 WIB

BSI: Ekosistem Ekonomi Syariah Dukung Pemerataan dan Ketahanan Nasional

Pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah mendukung agenda pembangunan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Suasana gedung Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Ahad (31/1). Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, BSI melihat adanya peluang ekosistem ekonomi syariah menjadi akselerator dalam menciptakan pemerataan ekonomi dan ketahanan nasional.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana gedung Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Ahad (31/1). Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, BSI melihat adanya peluang ekosistem ekonomi syariah menjadi akselerator dalam menciptakan pemerataan ekonomi dan ketahanan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, BSI melihat adanya peluang ekosistem ekonomi syariah menjadi akselerator dalam menciptakan pemerataan ekonomi dan ketahanan nasional. Hal ini dapat dilakukan di tengah situasi ekonomi dunia yang tidak menentu dan dapat berimbas ke ekonomi dalam negeri. Selain potensi bisnis yang besar, pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah juga mendukung agenda pembangunan nasional dan sustainabilitas global. 

“Berbagai produk finansial dan produk–produk investasi syariah akan menjadi jawaban dari kebutuhan nasabah akan produk keuangan syariah," ujarnya di Jakarta, Senin (13/2/2023).

Baca Juga

BSI Wealth Insight merupakan bentuk kontribusi BSI untuk menjadi bank yang dapat memberikan pengetahuan, pemahaman, dan informasi seputar pengelolaan portofolio keuangan syariah dalam kondisi ketidakpastian ekonomi global.

BSI akan menggelar Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2023 pada Rabu (15/2/2023) hingga Kamis (16/2/2023) mendatang di Jakarta. Acara ini merupakan ajang diskusi dan networking bertaraf internasional yang digelar oleh bank syariah di Indonesia.

Pada tahun pertamanya, GIFS mengambil tema ‘Islamic Finance for Real Sector Development’. Ini merupakan salah satu upaya dari BSI untuk mendapatkan masukan-masukan dan mempelajari pengalaman dari para ahli keuangan syariah global, mulai dari akademisi hingga praktisi. Diharapkan dengan pertemuan ini BSI dapat semakin mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah secara nasional dan semakin berkontribusi secara global. 

Pembicara-pembicara ternama yang akan hadir di GIFS antara lain Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Professor dan Sharjah Chair in Islamic Law and Finance, Durham University, Britania Raya, Prof Habib Ahmed, Co-Founder of IFAAS Group dan CEO of IFIN Services, Shaher Abbas, Deputy Director of Islamic Economic Research KNEKS, Ginanjar Dewandaru, Presiden Direktur Medco Energi, Hilmi Panigoro, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat, dan Executive Vice President Corporate Finance and Solution BSI, Indra Kampono.

Sementara itu, pada hari kedua, BSI akan menggelar BSI Wealth Insight, dengan tema ‘Creating Values in Times of Uncertainty’. Gelaran acara BSI Wealth Insight ini dilaksanakan dalam rangka memberikan gambaran yang lengkap tentang prospek dan outlook ekonomi dan keuangan syariah di tahun ini, sejalan dengan upaya memperkuat literasi sehingga dapat menjadi acuan dalam berinvestasi. Pembicara pada hari kedua antara lain Komisaris Utama Bank Mandiri Chatib Basri, akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali, Chairman CT Corp Chairul Tanjung, Chief Economist Bahana TCW Investments Budi Hikmat, Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo, Financial Planner Safir Senduk, Paralegal Inheritance Teenu C. Jiriadana, Dewan Pengawas Syariah BSI Oni Sahroni, Islamic Financial Specialist Greget Kalla Buana, Founder Narasi Najwa Shihab, dan Financial Planner Prita Ghozie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement