Selasa 03 Jan 2023 20:35 WIB

IDAI: Waspadai Demam Berdarah pada Anak

Penting bersihkan rumah kita sendiri.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Lida Puspaningtyas
PKRS RS Azra mengadakan sosialisasi tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diselenggarakan di Posyandu Pisang RW 18 Kel. Tegal Gundil, Bogor Utara.
Foto: RS Azra
PKRS RS Azra mengadakan sosialisasi tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diselenggarakan di Posyandu Pisang RW 18 Kel. Tegal Gundil, Bogor Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Leny Kartina mengingatkan beberapa penyakit yang bisa terjadi pada anak-anak. Salah satunya demam berdarah dengue (DBD).

"Memang DBD memang sedang ada di peak," ujarnya, Selasa (3/1/2023).

Baca Juga

Kalau anak terinfeksi DBD, dia melanjutkan, sebenarnya ada gejala yang khas yaitu demam sangat nyeri yaitu agak pusing. Leny mewanti-wanti, jangan sampai sakit buah hati DBD.

Oleh karena itu, anak dipastikan harus menghindari jentik-jentik nyamuk. Ia menyebutkan langkah pencegahan pertama yaitu memakai pakaian tertutup. Kemudian, mulai ditanamkan bahwa nyamuk aedes aegypti suka kegelapan dan ada di tumpukan baju.

 

"Sehingga, penting bersihkan rumah kita sendiri," katanya.

Tak hanya itu, Leny mengingatkan sedang banyak kasus campak yang meningkat di usia 5 -6 tahun. Oleh karena itu, ia menyebutkan vaksin campak menjadi kunci perlindungan.

Jika anak ingin mendapatkan perlindungan maka minimal harus mendapatkan dua kali imunisasi campak. Imunisasi biasa didapatkan usia 9 bulan, kemudian mendapatkan dosis penguat (booster) usia 5 tshun dan kembali mendapatkannya lagi ketika masuk usia sekolah.

"Orang tua bisa ke pusat pelayanan kesehatan atau pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)," ujarnya.

Kemudian, ia menyebutkan penyakit polio yang juga berbahaya untuk anak. Untuk bisa kebal dari polio, Leny menyebutkan seorang anak minimal mendapatkan vaksin sebanyak empat kali yang salah satunya injeksi. Jadi, oral boleh diberikan tiga kali dan vaksin injeksi sekali.

Kemudian, jika anak menderira batuk pilek maka diharapkan beristirahat, minum obat sampai sembuh kemudian baru boleh masuk. Terkait anak yang terinfeksi Covid-19, ia menyebutkan lebih baik di skrining. Artinya, dengan memeriksa si kecil jadi mencegah terjadinya penyakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement