Jumat 16 Dec 2022 17:17 WIB

Ilmuwan Utsmaniyah Terbang Perdana dari Menara Galata Istanbul

Pengembangan dunia penerbangan di dunia Islam dilanjutkan Utsmaniyah.

Bulan purnama terlihat di belakang Menara Galata di waktu menjelang fajar di Istanbul, Turki pada 6 Mei 2020.
Foto: Anadolu/?sa Terli
Bulan purnama terlihat di belakang Menara Galata di waktu menjelang fajar di Istanbul, Turki pada 6 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, Pengembangan dunia penerbangan di dunia Islam kembali berkembang di era kekuasaan Kekhalifahan Utsmaniyah. Seorang penjelajah Muslim bernama Evliya Celebi melaporkan pada tahun 1630 M sampai 1632 M, sarjana serbabisa Hezarfen Ahmet Celebi menggunakan pesawat bersayap berhasil terbang melintasi Sekat Basporus. Ia meluncur dari Menara Galata Istanbul setinggi 62,59 meter dan berhasil terbang sejauh tiga kilometer serta mendarat dengan selamat.

''Hezarfen Ahmet Celebi, pertama kali mencoba terbang sebanyak delapan atau sembilan kali dengan sayap elang menggunakan tenaga angin,'' ujar Evliya Celebi dalam buku catatan perjalanannya yang masih tersimpan di Perpustakaan Istanbul. Sultan Murad Han menyaksikan uji coba terbang itu dari bangunan besar bernama Sinan Pasha di Sarayburnu.

Baca Juga

`'Hezarfen Ahmet Celebi telah membuka era baru dalam sejarah penerbangan,'' papar Sultan Murad. Upaya serupa juga dilakukan saudara laki-laki Hezarfen pada tahun 1633 M yang bernama Lagari Hasan €elebi. Lagari meluncur ke udara dengan menggunakan tujuh roket bersayap yang dilontarkan tenaga bubuk mesiu. Ia pun terlontar ke angkasa setinggi 300 meter. Unjuk kebolehan yang digelar pada acara peringatan ulang tahun putri Sultan Murad IV itu berhasil.

Lagari, menurut Evliya, mendarat dengan mulus di Bosporus dengan menggunakan sayap yang direkatkan ke tubuhnya sebagai parasut. Atas keberhasilannya itu, Lagari pun dihadiahi posisi yang sangat penting dalam militer Usmani.

Peradaban Islam Turki tercatat lebih awal dalam melakukan pengkajian ilmiah terhadap dunia penerbangan sebelum dunia Kristen Eropa. Di era kejayaan Kesultanan Ottoman, seorang sarjana Turki telah melakukan penelitian mengenai hubungan antara permukaan sayap burung dengan berat badannya. Kajian itu dilakukan untuk menemukan penyebab fisik yang bisa membuat terbang.

Penelitian itu telah menghasilkan cakrawala baru dalam bidang aerodinamika. Itulah sumbangan penting peradaban Islam bagi dunia penerbangan.

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement