Kamis 08 Dec 2022 12:34 WIB

Korut Manfaatkan Insiden Halloween untuk Sebar Malware

Malware itu dipasang di dokumen yang mengklaim berisi laporan insiden Itaewon.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Kelompok Analisa Google mengatakan peretas yang didukung pemerintah Korea Utara (Korut) menggunakan insiden Halloween di Seoul untuk menyebar malware di Korea Selatan (Korsel).
Foto: Mashable
Kelompok Analisa Google mengatakan peretas yang didukung pemerintah Korea Utara (Korut) menggunakan insiden Halloween di Seoul untuk menyebar malware di Korea Selatan (Korsel).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kelompok Analisa Google mengatakan peretas yang didukung Pemerintah Korea Utara (Korut) menggunakan insiden Halloween di Seoul untuk menyebar malware di Korea Selatan (Korsel). Malware itu dipasang di dokumen Microsoft Office yang mengeklaim berisi laporan pemerintah tentang peristiwa yang menewaskan 150 orang lebih tersebut.

"Insiden ini dilaporkan secara luas, dan ketertarikan masyarakat pada insiden itu dimanfaatkan," kata Kelompok Analisa Ancaman Google dalam laporannya, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga

Google mengaitkan aktivitas kelompok peretas Korut yang dikenal APT37 itu mengincar pengguna Korsel, pembelot Korut, pejabat, jurnalis dan aktivis hak asasi manusia.

Google juga mengatakan belum ditetapkan apa yang ingin didapatkan lewat malware apa yang mengeksploitasi kelemahan Internet Explorer itu. Laporan itu menyebutkan masalah ini sudah disampaikan ke Microsoft pada 31 Oktober lalu.

Tepat setelah muncul laporan dari beberapa pengguna di Korsel di hari yang sama. Microsoft merilis patch atau tambalan perangkat lunak pada 8 November.

Kelompok pakar PBB yang mengawasi sanksi-sanksi pada Korut menuduh Pyongyang menghindari sanksi dengan menggunakan uang curian melalui peretasan untuk mendanai program rudal dan nuklirnya.

Korut tidak menanggapi permintaan komentar tapi sebelumnya merilis pernyataan yang membantah tuduhan peretasan. Pemerintah Korsel memperingatkan bisnis agar tidak sengaja mempekerjakan staf IT dari Korut.

Pada Mei lalu Amerika Serikat merilis peringatan yang serupa. AS mengatakan Korut memanfaatkan syarat jarak jauh untuk menyembunyikan identitas asli dan mendapatkan uang untuk Pyongyang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement