Rabu 14 Sep 2022 21:55 WIB

Armenia: Ketegangan dengan Azerbaijan Bisa Picu Perang

Ketegangan terbaru antara Armenia dan Azerbaijan dapat meningkat menjadi perang

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Gambar ini diambil dari rekaman YouTube yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Armenia pada Selasa, 13 September 2022, menunjukkan prajurit Azerbaijan melintasi perbatasan Armenia-Azerbaijan dan mendekati posisi Armenia. Perdana Menteri Armenia mengatakan bahwa 49 tentara tewas dalam serangan malam hari oleh Azerbaijan.
Foto: Armenian Defense Ministry via AP
Gambar ini diambil dari rekaman YouTube yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Armenia pada Selasa, 13 September 2022, menunjukkan prajurit Azerbaijan melintasi perbatasan Armenia-Azerbaijan dan mendekati posisi Armenia. Perdana Menteri Armenia mengatakan bahwa 49 tentara tewas dalam serangan malam hari oleh Azerbaijan.

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Wakil Menteri Luar Negeri Armenia Paruyr Hovhannisyan mengatakan, ketegangan terbaru antara negaranya dan Azerbaijan dapat meningkat menjadi perang. Menurutnya, negara kekuatan besar harus lebih memperhatikan kegentingan situasi yang kini sedang berlangsung.

“Ada risiko yang jelas,” kata Hovhannisyan saat ditanya Reuters apakah ada risiko ketegangan terbaru antara Armenia dan Azerbaijan meningkat menjadi perang besar, Rabu (14/9/2022).

Menurut dia, sejauh ini, sekitar 50 tentara Armenia telah tewas dan tiga warga sipil terluka akibat serangan Azerbaijan. Hovhannisyan memperkirakan, jumlah korban tewas dan luka masih akan meningkat. “Anda tahu betapa rapuhnya situasi di wilayah kami. Situasi seperti yang baru saja kami sebutkan terus meningkat,” ucapnya.

Pada Senin (12/9/2022) lalu, pasukan Armenia dan Azerbaijan terlibat konfrontasi baru di wilayah perbatasan kedua negara. Menurut Azerbaijan, pasukan Armenia telah terlibat dalam kegiatan intelijen di perbatasannya. Armenia pun dituding memindahkan senjata ke daerah tersebut. Selain itu, menurut Azerbaijan, pada Senin malam lalu, pasukan Armenia melakukan operasi penambangan.

Sementara Armenia menuding Azerbaijan yang terlebih dulu memprovokasi konfrontasi di wilayah perbatasan. Rusia telah membantu kedua negara menyepakati gencatan senjata. “Kami berharap kesepakatan yang dicapai sebagai hasil mediasi Rusia mengenai gencatan senjata mulai pukul 09:00 waktu Moskow pada 13 September tahun ini akan dilaksanakan secara penuh,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, Selasa (13/9/2022).

Armenia dan Azerbaijan telah terlibat pertikaian sejak dekade 1990-an. Pemicu utamanya adalah Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang terletak di dalam Azerbaijan, tapi berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia. Pada 2020 lalu, kedua negara terlibat pertempuran di wilayah tersebut.

Konfrontasi berlangsung selama enam pekan dan memakan korban lebih dari 6.500 jiwa. Rusia menjadi pihak yang berhasil mendorong kedua negara menyepakati gencatan senjata.  Berdasarkan perjanjian, 2.000 tentara penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah tersebut.

Azerbaijan memperoleh keuntungan teritorial yang signifikan. Hal itu karena Armenia setuju menyerahkan beberapa bagian wilayah di Nagorno-Karabakh ke Azerbaijan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement