Rabu 20 Apr 2022 02:28 WIB

Ilmuwan Ungkap Bukti Gempa Terbesar dalam Sejarah Manusia

Gempa dahsyat berkekuatan 9,5 SR menyebabkan tsunami sepanjang 5.000 kilometer.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ilham Tirta
(ilustrasi) lokasi gempa bumi zaman kuno
Foto: tangkapan layar pinterest
(ilustrasi) lokasi gempa bumi zaman kuno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan menemukan bukti gempa bumi terbesar yang terjadi dalam sejarah manusia. Menurut studi yang diterbitkan di jurnal Science Advances, gempa dahsyat berkekuatan 9,5 skala richter menyebabkan tsunami sepanjang 5.000 kilometer.

Bencana tersebut membuat manusia meninggalkan garis pantai terdekat selama 1.000 tahun. Pada 3.800 tahun lalu, gempa besar melanda area Chili utara. Tsunami yang terjadi menciptakan gelombang setinggi 20 meter dan menyebar sampai ke Selandia Baru. Para peneliti mengungkapkan tsunami juga menyebarkan batu-batu besar seukuran mobil ratusan mil ke daratan.

Baca Juga

Sebelumnya, gempa bumi terbesar yang pernah tercatat adalah gempa bumi Valdivia tahun 1960 yang melanda Chili selatan dengan kekuatan antara 9,4 dan 9,6, skala richter yang menewaskan hingga 6.000 orang dan mengirimkan tsunami melintasi Samudra Pasifik. Retakan yang menyebabkan gempa Valdivia sangat besar, memanjang sejauh 800 kilometer.

Ahli geologi dari University of Southampton Inggris, James Goff mengatakan, gempa kuno yang terungkap berjenis megathrust, gempa terkuat di dunia. Megathrust terjadi ketika salah satu lempeng tektonik bumi terdorong ke lempeng lainnya.

Gaya yang menyebabkan lempeng saling bertabrakan terus bertambah yang pada akhirnya menciptakan retakan raksasa dan melepaskan energi dalam bentuk gelombang seismik. Bukti gempa raksasa ditemukan di benda-benda laut dan pesisir, seperti endapan litoral berupa batu besar, kerikil, dan pasir asli daerah pesisir yang ditemukan para peneliti terlantar jauh ke pedalaman di Gurun Atacama Chili.

“Kami menemukan bukti sedimen laut dan banyak binatang buas yang hidup tenang di laut sebelum dibuang ke daratan," kata Goff dalam sebuah pernyataan dikutip Live Science, Selasa (19/4/2022).

Para peneliti menggunakan penanggalan radiokarbon untuk mendapatkan pemahaman tentang bukti endapan di laut. Metode ini melibatkan pengukuran jumlah karbon 14, isotop karbon radioaktif yang ditemukan di dalam bahan untuk menentukan usianya.

Bukti lain juga datang dalam bentuk struktur batu kuno yang digali. Dinding-dinding batu yang dibangun oleh manusia, ditemukan tergeletak di bawah endapan tsunami. Beberapa di antaranya mengarah ke laut yang menunjukkan telah roboh oleh arus kuat arus balik tsunami.

“Pekerjaan arkeologi kami menemukan pergolakan sosial yang besar terjadi ketika komunitas bergerak ke pedalaman di luar jangkauan tsunami. Itu lebih dari 1.000 tahun sebelum orang kembali untuk tinggal di pantai lagi," kata dia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement