Rabu 22 Dec 2021 17:08 WIB

Asosiasi Petani Organik Boyolali Juara Championship Cluster BI

Pemenang championship cluster dinilai berdasarkan beberapa kriteria.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Bank Indonesia (BI) Solo menyerahkan piagam penghargaan kepada Asosiasi Petani Organik Boyolali (APOB) yang berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Klaster Terbaik 1 di Subsektor Tanaman Pangan Tahun 2021 di ajang Program Penilaian Kinerja Klaster Pangan Strategis (Championship Cluster) 2021 yang digelar oleh Bank Indonesia, Rabu (22/12).
Foto: BI Solo
Bank Indonesia (BI) Solo menyerahkan piagam penghargaan kepada Asosiasi Petani Organik Boyolali (APOB) yang berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Klaster Terbaik 1 di Subsektor Tanaman Pangan Tahun 2021 di ajang Program Penilaian Kinerja Klaster Pangan Strategis (Championship Cluster) 2021 yang digelar oleh Bank Indonesia, Rabu (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Asosiasi Petani Organik Boyolali (APOB) berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Klaster Terbaik 1 di Subsektor Tanaman Pangan 2021 di ajang Program Penilaian Kinerja Klaster Pangan Strategis (Championship Cluster) 2021 yang digelar oleh Bank Indonesia. Pemenang telah diumumkan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia yang telah diselenggarakan pada 24 November 2021.

Penyerahan piala dilakukan secara langsung oleh Kepala Perwakilan BI Solo dan Bupati Boyolali di Kantor Bupati Boyolali pada Rabu (22/12). Pada kesempatan tersebut juga diserahkan piagam penghargaan kepada kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali sebagai Pembina APOB.

Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo mengatakan, Championship Cluster merupakan ajang bergengsi tahunan tingkat nasional sebagai bentuk apresiasi Bank Indonesia kepada klaster yang dinilai sukses dalam mengembangkan usahanya untuk mendukung program pengendalian inflasi. Penghargaan diberikan untuk tiga kategori pemenang yakni Sub Sektor Tanaman Pangan, Sub Sektor Hortikultura, dan Sub Sektor Peternakan/Perikanan.

"Pemenang championship cluster dinilai berdasarkan beberapa kriteria, seperti modal sosial yang kuat, kelembagaan, kepemimpinan dan visi, kemitraan dan networking, pemberdayaan ekonomi daerah/masyarakat, akses pasar, infrastruktur yang mendukung, inovasi, kompetensi dan keahlian, ramah lingkungan, dan dukungan stakeholder," terang Nugroho.

Menurutnya, perlombaan dan pemberian apresiasi itu bertujuan untuk mendorong, menginspirasi, dan mempercepat replikasi program pengembangan komoditas penyumbang inflasi dengan pendekatan klaster serta memacu inovasi program. Dalam kegiatan itu, juga dilakukan penyerahan bantuan Bank Indonesia untuk pengembangan kemandirian ekonomi pondok pesantren (ponpes), ekonomi digital, dan teknologi pertanian bawang putih di wilayah Boyolali.

Bantuan ini, menurut dia, untuk mempercepat pemulihan ekonomi khususnya UMKM dan yang menjadi tulang punggung perekonomian. Pengembangan klaster dan UMKM Bank Indonesia dilaksanakan dari hulu ke hilir (end to end process) meliputi peningkatan produktivitas/kapasitas produksi, adopsi inovasi dan teknologi baru, peningkatan manajemen usaha, peningkatan efisiensi biaya produksi, peningkatan kualitas dan diversifikasi produk, serta perluasan pangsa pasar termasuk melalui onboarding/digitalisasi UMKM dan pemberian bantuan PSBI.

Bantuan yang diserahkan pada kegiatan itu antara lain kepada Ponpes Dawar Kecamatan Mojosongo dengan unit usaha peternakan kambing, Ponpes Darul Abror Kecamatan Karanggede dengan unit usaha pertanian sistem greenhouse, Ponpes Darussalam Kecamatan Wonosegoro dengan unit usaha pertanian cabai.

Selain itu, Ponpes Nurul Qur’an Kecamatan Simo dengan unit usaha industri pembuatan cake and bakery, serta Bumdes Kresna, Teras, Boyolali untuk sarana prasara pendukung edupark dan bank sampah. Kemudian, Kelompok Tani Argoayuningtani, Senden, Boyolali untuk pengadaan mesin teknologi ultrafine bubbles, lampu ultraviolet, dan instalasi irigasi tetes di lokasi greenhouse.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement