Rabu 24 Nov 2021 00:53 WIB

BRIN Dukung Percepatan Pengembangan Vaksin Merah Putih

BRIN sejauh ini telah mendukung pendanaan hingga Rp 200 miliar.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyapa awak media usai menghadiri pelantikan Dewan Pengarah BRIN di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/10/2021). Presiden Joko Widodo melantik 10 pejabat Dewan Pengarah BRIN diantaranya Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyapa awak media usai menghadiri pelantikan Dewan Pengarah BRIN di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/10/2021). Presiden Joko Widodo melantik 10 pejabat Dewan Pengarah BRIN diantaranya Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan, pihaknya mendukung percepatan pengembangan vaksin Merah Putih untuk Covid-19 di Tanah Air. Sejauh ini BRIN telah mendukung pendanaan hingga Rp 200 miliar.

"BRIN siap mendukung seluruh proses sampai dengan uji praklinis, sedangkan untuk uji klinis dukungan sudah disiapkan dari Kementerian Kesehatan," kata Handoko di Jakarta, Selasa (23/11).

Baca Juga

Dukungan yang diberikan BRIN antara lain berupa pendanaan sesuai dengan kebutuhan yang disepakati oleh tim panel. Handoko menuturkan dari pertengahan 2021, BRIN sudah menyiapkan total Rp 200 miliar untuk pengembangan vaksin Merah Putih sampai di uji praklinis, dan biaya tersebut di luar dana untuk infrastruktur baru.

Ia mengatakan, dukungan tersebut diberikan setelah proses dan tahapan diselesaikan sesuai regulasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait uji praklinis dan uji klinis. Dana sebesar Rp 200 miliar tersebut diberikan untuk berbagai pihak atau institusi yang mengembangkan bibit vaksin Merah Putih seperti Universitas Airlangga dan Eijkman.

 

"Untuk semua yang mengajukan dan sudah sampai di tahap-tahap tertentu," ujar Handoko.

Di lain sisi, BRIN masih mengejar ketersediaan infrastruktur utama untuk tahap pengujian bagi semua kandidat vaksin, yaitu fasilitas uji produksi terbatas berstandar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau Good Manufacturing Process (GMP). BRIN juga sedang membangun fasilitas uji praklinis untuk hewan makaka atau monyet berskala besar berstandar Animal Biosafety Level 3.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement