Rabu 03 Nov 2021 12:53 WIB

Bertemu Erick Thohir, Bill Gates Ingin Investasi di Biofarma

Bill Gates berencana menanamkan investasi dalam pengembangan vaksin mRNA.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) saat bertemu dengan pengusaha AS. Bill Gates (kiri), di sela-sela perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim COP26 di Glasgow. Skotlandia, Selasa (2/11/2021).
Foto: instagram @erickthohir
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) saat bertemu dengan pengusaha AS. Bill Gates (kiri), di sela-sela perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim COP26 di Glasgow. Skotlandia, Selasa (2/11/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir bersama Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Bill Gates di sela-sela KTT PBB terkait perubahan iklim atau Conference of the Parties (COP) 26 di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11).

Erick mengatakan, Bill Gates memiliki ketertarikan untuk menanamkan investasi di PT Biofarma (Persero) yang merupakan induk holding BUMN farmasi. 

Baca Juga

"Pertemuan khusus dengan Bill Gates untuk membahas minatnya berinvestasi di Biofarma dalam alih teknologi dalam pengembangan vaksin mRNA. Biofarma terbuka akan hal itu," ujar Erick dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (3/11).

Menurut Erick, ketertarikan Bill Gates merupakan pengakuan atas kapasitas Biofarma yang berperan besar dalam proses produksi dan distribusi vaksin Covid-19 sehingga program vaksinasi nasional berjalan lancar dan mendapat apresiasi dunia internasional.

Erick mengatakan, Bill Gates berencana menanamkan investasi di Biofarma yang dikhususkan untuk pengembangan dan produksi vaksin mRNA. Jika hal itu terealisasi, secara langsung akan mendorong produk bioteknologi Tanah Air semakin berkembang dan kemandirian kesehatan Indonesia segera terwujud.

"Banyak pihak, termasuk Bill Gates, mengapresiasi upaya Indonesia dalam menekan penyebaran pandemi Covid-19 dengan cepat serta meratanya program vaksinasi nasional sehingga indikator-indikator pandemi di Indonesia menurun drastis," ujar Erick. 

Hal tersebut, Erick melanjutkan, membuat banyak pihak dan negara lain terus memberikan dukungan agar Indonesia juga menjadi negara terdepan dalam pengembangan vaksin. Ia menilai hal ini juga sejalan dengan upaya percepatan pengembangan vaksin yang dilakukan Indonesia.

Terlebih, Erick menyebutkan, teknologi vaksinologi yang semakin berkembang membuka peluang terciptanya jenis vaksin baru, vaksin nucleic acid, atau vaksin mRNA yang akan menjadi solusi mengatasi pandemi karena kemudahan produksi dalam jumlah besar dan berbagai kelebihan lain yang tidak dimiliki vaksin tradisional.

"Rencana Biofarma untuk memproduksi vaksin Covid-19 mRNA pun kian mendekati kenyataan," kata Erick menambahkan.

Baca juga : Kapolres Pasaman Dicopot, Ini Rekam Jejaknya

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement