Selasa 12 Oct 2021 00:56 WIB

Perundingan China-India Berakhir Buntu

Kedua negara akan tetap mempertahankan pasukan di garis depan Ladakh.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Foto yang disediakan oleh Biro Informasi Pers India (PIB) menunjukkan Perdana Menteri India Narendra Modi  dan pejabat tinggi militer India di Leh, Ladakh, India, 03 Juli 2020. Modi mengunjungi Angkatan Darat, Angkatan Udara dan personil Polisi Perbatasan Indo-Tibet. Bulan lalu 20 personil tentara India, termasuk seorang kolonel, tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di Lembah Galwan di wilayah Ladakh timur.
Foto: EPA-EFE/INDIA PRESS INFORMATION BUREAU
Foto yang disediakan oleh Biro Informasi Pers India (PIB) menunjukkan Perdana Menteri India Narendra Modi dan pejabat tinggi militer India di Leh, Ladakh, India, 03 Juli 2020. Modi mengunjungi Angkatan Darat, Angkatan Udara dan personil Polisi Perbatasan Indo-Tibet. Bulan lalu 20 personil tentara India, termasuk seorang kolonel, tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di Lembah Galwan di wilayah Ladakh timur.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pembicaraan antara komandan tentara India dan China terkait perbatasan kedua negara telah berakhir dengan jalan buntu dan gagal, Senin (11/10). Kondisi ini memperpanjang kebuntuan selama 17 bulan yang sering kali menyebabkan bentrokan mematikan.

Kebuntuan yang terus berlanjut membuat kedua negara akan mempertahankan pasukan di daerah depan Ladakh untuk musim dingin kedua berturut-turut. Kementerian Pertahanan India mengaku memberikan saran konstruktif, tetapi pihak Cina tidak setuju. Bahkan, New Delhi menyatakan, Beijing tidak dapat memberikan proposal berwawasan ke depan.

Baca Juga

Sebaliknya juru bicara militer China mengatakan, pihak India berpegang pada tuntutan yang tidak masuk akal dan tidak realistis. Permintaan tersebut menambah kesulitan dalam negosiasi untuk menyelesaikan ketegangan kedua pihak di perbatasan.

Para komandan dari kedua tentara bertemu untuk pembicaraan pada Ahad (10/10). Pertemuan ini setelah jeda dua bulan dari perbincangan di Moldo.

Sejak Februari, baik India dan China telah menarik pasukan dari beberapa lokasi berhadapan di tepi utara dan selatan Pangong Tso, Gogra, dan Lembah Galwan. Namun, kedua negara terus mempertahankan pasukan tambahan sebagai bagian dari pengerahan multi-tingkat. Laporan media India menyatakan, pasukan telah ditambahkan di Dataran Demchok dan Depsang.

Pembicaraan terbaru ini terjadi di tengah rasa frustrasi yang diungkapkan oleh panglima militer India M.M. Naravane atas pengerahan besar-besaran pasukan dan persenjataan oleh pihak China. "Ya, ini adalah masalah yang mengkhawatirkan bahwa pembangunan skala besar telah terjadi dan terus berlangsung, dan untuk mempertahankan pembangunan semacam itu, telah ada pembangunan infrastruktur dalam jumlah yang sama di pihak China," katanya pada Sabtu (9/10).

“Jadi, itu berarti mereka (China) ada di sana untuk tinggal. Kami mencermati semua perkembangan ini, tetapi jika mereka ada di sana untuk tinggal, kami juga ada di sana untuk tinggal," kata Naravane.

Kolonel Senior China Long Shaohua dari Komando Teater Barat mengatakan tekad China untuk menjaga kedaulatannya tidak tergoyahkan. Dia menyatakan China berharap India tidak akan salah menilai situasi.

Suhu di daerah depan di Ladakh turun menjadi 30 di bawah nol Celcius sekitar Januari. Pasukan dari kedua belah pihak biasanya mundur ke posisi bertahan musim panas, tetapi sejak pertempuran dimulai pada Mei 2020, mereka terus berada di dekat perbatasan yang disengketakan.

Sejak kebuntuan dimulai tahun lalu, China telah membangun puluhan bangunan tahan cuaca di sepanjang LAC di Ladakh timur untuk pasukan mereka selama tinggal selama musim dingin. Helipad baru, pelebaran landasan udara, barak baru, situs rudal permukaan-ke-udara baru dan lokasi radar juga disiapkan.

Baca juga : Kiprah Ottoman Lawan Inkuisisi Spanyol di Negeri Islam

Kedua negara telah menempatkan puluhan ribu tentara yang didukung oleh artileri, tank, dan jet tempur di sepanjang perbatasan de facto yang disebut Garis Kontrol Aktual (LAC). Tahun lalu, 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan tentara Cina yang melibatkan tongkat, batu, dan tinju di sepanjang perbatasan yang disengketakan. Cina mengatakan kehilangan empat tentara.

LAC memisahkan wilayah yang dikuasai Cina dan India dari Ladakh di barat hingga negara bagian Arunachal Pradesh di India timur, yang diklaim Cina secara keseluruhan. India dan China terlibat perang mematikan di perbatasan pada 1962.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement