Rabu 24 Feb 2021 05:55 WIB

Etnis Arab Pertama di Luar Angkasa

Pangeran Sultan bin Salman bin Abdulaziz Al Saud jadi yang pertama ke luar angkasa

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
Luar Angkasa
Foto: AP/TIM SHORTT/Florida Today
Luar Angkasa

IHRAM.CO.ID, Sejarah eksplorasi ruang angkasa Timur Tengah menjadi hal menarik untuk dengan keberhasilan Uni Emirat Arab (UEA) membawa pesawat Hope ke orbit Mars pada awal bulan ini.

Salah satu yang perlu diketahui adalah untuk melihat etnis Arab pertama kali mencapai luar angkasa, Timur Tengah harus menunggu hingga 1985. Pangeran Sultan bin Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi menjadi warga Arab pertama yang terbang ke luar angkasa berkat program Pesawat Ulang-Alik NASA (Badan Antariksa Amerika), Discovery pada 1985.

Arab Saudi juga menjadi pemegang saham utama Organisasi Komunikasi Satelit Arab, juga dikenal sebagai Arabsat, operator satelit komunikasi yang dibuat untuk memberikan layanan telekomunikasi berbasis satelit, publik dan swasta ke 21 negara anggota. Minat kerajaan negara itu dalam eksplorasi ruang angkasa dihidupkan kembali pada 2018, dengan penunjukan Pangeran Sultan sebagai ketua Komisi Luar Angkasa Saudi.

Arab Saudi mengatakan rencananya untuk menginvestasikan 2,1 miliar dolar AS dalam program luar angkasa pada 2030. Selanjutnya, etnis Arab kedua yang berhasil mencapai luar angkasa adalah Mohammed Al-Fares, seorang penerbang dari militer Suriah.

Fares pergi ke luar angkasa dalam waktu dua tahun setelah Pangeran Sultan. Pada 1980-an, Suriah mengirim Fares ke Uni Soviet, di mana dari sana ia terbang sebagai kosmonot penelitian dalam program Interkosmos ke stasiun luar angkasa Mir pada Juli 1987 dan menghabiskan hampir delapan hari di luar angkasa.

"Saya menjalani 13 percobaan ilmiah dan melakukan uji fisik dan kimia. Saya mengambil beberapa gambar Bumi dari luar angkasa untuk melihat dampak polusi udara dan air,” ujar Fares menceritakan pengalamannya di luar angkasa, dilansir Middle East Monitor, Selasa (23/2).

Selain itu, Fares mengatakan terdapat mesin yang dibangun di Suriah untuk mempelajari berbagai lapisan langit Bumi hingga ketinggian 200 km. Ia dianugerahi gelar Hero of the Soviet Union pada 30 Juli 1987 atas kontribusinya dalam penelitian luar angkasa dan diberikan Ordo Lenin.

"Ketika saya berada di luar angkasa, saya melihat kehidupan dari sudut pandang yang berbeda karena ketika Anda berada di luar angkasa semuanya berbeda," jelas Fares.

Fares mengungkapkan apa yang dirasakannya saat berada di luar angkasa adalah tubuh seperti tidak normal. Namun, ketika kembali dari luar angkasa, ia merasa menjadi sosok yang lebih berempati.

“Saya merasa Bumi seperti Ibu dan kita harus menyelamatkannya,” kata Fares menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement