Ahad 20 Dec 2020 06:55 WIB

Profesor Harvard Sebut Minyak Kelapa Buruk Bagi Kesehatan

Minyak kelapa disebut sebagai salah satu komponen buruk dan racun murni bagi tubuh.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nora Azizah
Foto: ilustrasi minyak kelapa
Foto: Pixabay
Foto: ilustrasi minyak kelapa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor Harvard, Karin Michels, pada 2018 lalu mempertanyakan manfaat kesehatan dari minyak kelapa. Bahkan, dalam pidatonya di University of Freiburg dengan judul “Coconut Oil and other Nutritional Errors”, ia menyatakan bahwa minyak kelapa adalah salah satu komponen makanan terburuk dan layaknya racun murni bagi kesehatan.

Pernyataan itu, tentu bertentangan dengan kepercayaan umum bahwa minyak kelapa baik untuk kesehatan, bahkan disebut sebagai makanan super.

Baca Juga

Menanggapi pernyataan itu, tahun lalu American Heart Association memperbarui pedomannya sehubungan dengan asam lemak jenuh yang ditemukan dalam minyak kelapa. Institusi itu menyarankan agar orang-orang bisa mengganti lemak jenuh dalam minyak kelapa menggunakan lemak tak jenuh dalam komponen lain. Pasalnya, hal tersebut diklaim berisiko pada penyakit kardiovaskular.

Menurut Dr Michels, mengkonsumsi minyak kelapa jauh lebih berbahaya daripada lemak babi. Sebab, minyak kelapa sebagian besar terdiri dari asam lemak jenuh. Selain minyak kelapa, disebutkan beberapa makanan lain yang tinggi lemak jenuhnya, antara lain mentega, keju keras, ghee, sosis, dan pai daging. Di sisi lain, makanan yang tinggi lemak tak jenuh termasuk ikan berminyak, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak sayur, dan alpukat.

Pidato profesor Harvard mengenai dampak minyak kelapa itu viral di YouTube, dengan 800 ribu penayangan. Namun, meski Michels jelas sangat percaya pada efek negatif minyak kelapa, rekomendasi kesehatan tentang apakah kita harus mengecualikan lemak jenuh dari makanan kita atau tidak, tetap ia tekankan.

Terpisah, British Heart Foundation menyatakan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian tentang berbagai jenis asam lemak, terlepas dari fakta bahwa pedoman di Inggris saat ini menyarankan untuk mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh jika memungkinkan. Hingga kini, sebagian kalangan percaya jika minyak kelapa bisa digunakan untuk mengobati penyakit Alzheimer, meskipun Perkumpulan Alzheimer menyatakan bahwa tidak ada cukup bukti untuk mendukung klaim tersebut.

"Baru belakangan ini Inggris menjadi gila minyak kelapa, dengan begitu banyak manfaat kesehatan yang diklaim dari sifat meningkatkan kekebalan hingga dipuji sebagai pengobatan untuk penyakit Alzheimer," kata Lily Soutter, ahli gizi terkemuka di London dikutip dari The Independent, Sabtu (19/12).

Namun demikian, kata dia, harus diingat jika minyak kelapa seluruhnya adalah lemak jenuh. Sehingga, ada batasan untuk mengkonsumsinya, 20 gram untuk wanita dan 30 gram untuk lelaki. "Mengklaim bahwa makanan apa pun adalah racun bisa berbahaya karena menimbulkan rasa takut. Penting untuk diingat bahwa tidak ada makanan yang secara inheren semuanya 'baik' atau semua 'buruk'," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement