Senin 13 Jul 2020 13:57 WIB

Kandungan Mikroplastik di Sungai Brantas

.

Red: Yogi Ardhi

Aktivis lingkungan hidup dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) membentangkan poster saat aksi tolak pencemaran sungai Brantas di Kota Kediri, Jawa Timur, Ahad (12/7/2020). Tim peneliti Ecoton menemukan sejumlah polutan berbahaya di sungai terpanjang ke dua di pulau Jawa tersebut di antaranya kandungan mikroplastik yang dapat merusak ekosistem dan berbahaya bagi kesehatan manusia. (FOTO : ANTARA/Prasetia Fauzani)

Aktivis lingkungan hidup dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menyaring air sungai Brantas untuk mengukur kandungan mikroplastik di Kota Kediri, Jawa Timur, Ahad (12/7/2020). Tim peneliti Ecoton menemukan sejumlah polutan berbahaya di sungai terpanjang ke dua di pulau Jawa tersebut di antaranya kandungan mikroplastik yang dapat merusak ekosistem dan berbahaya bagi kesehatan manusia. (FOTO : ANTARA/Prasetia Fauzani)

Aktivis lingkungan hidup dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) membentangkan poster saat aksi tolak pencemaran sungai Brantas di Kota Kediri, Jawa Timur, Ahad (12/7/2020). Tim peneliti Ecoton menemukan sejumlah polutan berbahaya di sungai terpanjang ke dua di pulau Jawa tersebut di antaranya kandungan mikroplastik yang dapat merusak ekosistem dan berbahaya bagi kesehatan manusia. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc. (FOTO : ANTARA/Prasetia Fauzani)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Aktivis lingkungan hidup dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) membentangkan poster saat aksi tolak pencemaran sungai Brantas di Kota Kediri, Jawa Timur, Ahad (12/7).

Tim peneliti Ecoton menemukan sejumlah polutan berbahaya di sungai terpanjang ke dua di pulau Jawa tersebut di antaranya kandungan mikroplastik yang dapat merusak ekosistem dan berbahaya bagi kesehatan manusia. 

sumber : Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement