Rabu 10 Jun 2020 04:04 WIB

NHK Hapus Video Animasi Terkait Black Lives Matter

Video itu menuai kritik di internet karena dianggap ofensif dan rasis.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Andi Nur Aminah
Video Black Lives Matter menuai kritik di internet karena dianggap ofensif dan rasis.
Foto: Deutsche Welle
Video Black Lives Matter menuai kritik di internet karena dianggap ofensif dan rasis.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Lembaga penyiaran publik Jepang NHK menghapus video animasi yang semula dimaksudkan untuk menggambarkan protes Amerika Serikat atas kematian George Floyd. Video Black Lives Matter itu menuai kritik di internet karena dianggap ofensif dan rasis.

Video tersebut tayang di program NHK Ahad malam yang bertajuk "Sekai no Ima", serta diunggah ke media sosial Twitter setelahnya. NHK menghapus video pada Selasa (9/6) setelah kritik berdatangan dari warganet. NHK mengatakan video diunggah dengan kurang pertimbangan.

Baca Juga

"Kami meminta maaf kepada semua pihak yang dibuat merasa tidak nyaman," tulis NHK di Twitter, dikutip dari laman Deutsche Welle.

Video tersebut dianggap tidak mewakili protes atas kebrutalan polisi terhadap warga etnis Afrika-Amerika di AS. Tayangan menampilkan narator berkulit hitam yang mengenakan tank top putih dengan sejumlah warga dari etnis sama.

Akan tetapi, mereka digambarkan dengan cenderung rasis. Seorang pria di bagian belakang memiliki gaya rambut afro, ada musisi membawa gitar dan memakai sandal, serta perempuan yang berteriak dan mengangkat kepalan tangannya ke udara.

"Sementara kami mengerti NHK bermaksud menggambarkan isu rasial yang kompleks di Amerika Serikat, tetapi sayangnya pemikiran dan rasa peduli tidak ada dalam video ini," tulis pimpinan sementara Kedutaan AS di Tokyo, Joseph M Young, via Twitter.

Sebagian menganggap klip gagal menjelaskan apa yang sebenarnya disuarakan dalam protes atas kematian George Floyd. Banyak pihak menganggap karikatur tersebut tidak sensitif dan diperuntukan bagi anak-anak namun dengan cara yang buruk.

"Orang kulit hitam bukan karikatur," ungkap wartawan Grace Lee mengomentari video tersebut. Dia berharap media maupun semua pihak bisa menunjukkan cara lebih baik untuk menguak kesadaran yang lebih luas tentang rasisme di Jepang.

Baye McNeil, penulis dan kolumnis yang kerap unjuk karya di Japan Times, turut mengunggah tangkapan layar video tersebut ke Twitter. Dia menyebut video itu sebuah "komentar yang rasis dan ofensif" pada isu kulit hitam dan gerakan Black Lives Matter.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement