Jumat 24 Apr 2020 04:05 WIB

Zoom Dianggap Bahaya, Perusahaan Perbarui Aplikasi

Zoom Dianggap Bahaya, Perusahaan Perbarui Aplikasi untuk Tambah Fitur . . . .

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Zoom Dianggap Bahaya, Perusahaan Perbarui Aplikasi untuk Tambah Fitur . . . .. (FOTO: REUTERS/Dado Ruvic)
Zoom Dianggap Bahaya, Perusahaan Perbarui Aplikasi untuk Tambah Fitur . . . .. (FOTO: REUTERS/Dado Ruvic)

Warta Ekonomi.co.id, Bogor

Setelah mencatatkan lonjakan pengguna dalam beberapa minggu terakhir, Zoom mesti menghadapi masalah keamanan dan privasi setelah sejumlah pemerintah dan perusahaan melarang aplikasi itu.

Chief Executive Zoom, Eric Yuan mengumumkan lonjakan pengguna hingga 50% menjadi 300 juta dalam tiga pekan terakhir.

Ia membeberkan angka itu bersamaan dengan pembaruan rencana keamanan 90 hari di Zoom. Selain itu, Yuan berujar, "aplikasi yang telah diperbarui akan dilengkapi oleh fitur enkripsi."

Baca Juga: Hore!! WhatsApp Bakal Tambah Kapasitas Peserta Video Call di Grup, Sudah Diuji Coba

Soal masalah keamanan, Zoom telah menunjuk mantan Kepala Keamanan Facebook, Alex Stamos dan sejumlah pakar keamanan siber untuk mengatasi celah keamanan yang telah dikritik oleh para pakar keamanan siber dan pengguna.

"Kami telah menanggapi masalah itu dengan serius," kata para peneliti keamanan yang direkrut Zoom baru-baru ini, dikutip dari Reuters, Kamis (23/4/2020).

Bagi pelanggan korporat, masalah enkripsi itu penting demi melindungi informasi yang berharga ataupun memenuhi kewajiban privasi kepada pelanggannya, menurut Konsultan Keamanan Zoom, Lea Kissner.

Ia berujar, "enkripsi 256-bit GCM yang diperkenalkan dalam Zoom 5.0 pekan depan sejalan dengan apa yang digunakan oleh aplikasi lain di industri ini."

Menurutnya, seluruh pelanggan Zoom akan beralih ke mode kriptografi baru mulai 30 Mei mendatang.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement